Negeri Amplop

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Negeri Amplop
Ilustrasi amplop. Foto: Boy/JPNN.com.

Aspinall dan Berenschot menemukan bahwa tim sukses inilah yang aktif melakukan penggalangan massa, melakukan pendataan dan canvassing dari rumah ke rumah. 

Tim sukses inilah yang bertugas menyediakan dan membagi uang untuk memastikan kemenangan kandidatnya. 

Praktik ‘’serangan fajar’’ menjadi hal yang jamak dalam perhelatan politik di Indonesia di berbagai level.

Tim sukses dan tim relawan ini yang menjadi pendukung utama calon yang menang. 

Mereka juga mendapatkan reward politik dengan menduduki jabatan politik dan menerima proyek-proyek setelah kandidatnya menang. 

Tim sukses dan tim sukarelawan lebih dipercaya ketimbang jaringan partai politik. 

Itulah sebabnya sampai sekarang Jokowi masih memelihara bekas tim suksesnya dan mewadahinya dalam berbagai organisasi sukarelawan. Organisasi sukarelawan Jokowi ini menjadi ‘’pseudo-parpol’’ yang sekarang berfungsi ala parpol menjaring bakal calon presiden yang bakal dimunculkan pada perhelatan 2024.

Organisasi sukarelawan bukan partai politik, tetapi lebih powerful ketimbang partai politik. 

Penggalan puisi ‘Negeri Amplop’ dari K.H Mustofa Bisri alias Gus Mus itu menjadi kritik keras terhadap budaya amplop yang menjalar luas di negeri amplop.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News