Netanyahu Gagal Bentuk Pemerintahan, Israel Pemilu Ulang

jpnn.com, TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu gagal membentuk pemerintahan koalisi. Mau tak mau, pemilu ulang digelar pada 17 September. Itu adalah kali pertama pemerintahan tidak bisa terbentuk pascapemilu usai.
Dalam pemilu April lalu, Likud Party yang dipimpin Netanyahu memang memperoleh suara terbanyak, tapi belum menguasai Knesset, sebutan parlemen Israel.
Dari 120 kursi, Likud Party menguasai 30 di antaranya. Mau tak mau, mereka berkoalisi dengan partai lain. Termasuk Yisrael Beiteinu Party yang dipimpin Avigdor Lieberman.
BACA JUGA: Gaza Membara, Netanyahu Kirim Seluruh Armada Israel ke Perbatasan Palestina
Meski hanya memiliki 5 kursi, Lieberman mempunyai banyak permintaan. Termasuk agar rancangan undang-undang (RUU) yang didukungnya disetujui tanpa perubahan apa pun. Yaitu, warga Yahudi ultraortodoks juga menjalankan wajib militer seperti warga lain.
Nah, partai-partai yang beraliran ultraortodoks itu tidak terima. Mereka juga merupakan koalisi Likud Party dan menguasai 16 kursi di parlemen. (sha/c5/sof)
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu gagal membentuk pemerintahan koalisi. Mau tak mau, pemilu ulang digelar pada 17 September.
Redaktur & Reporter : Adil
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Otoritas Gaza Tuduh Israel Tangkap 360 Tenaga Kesehatan
- Mbak Puan Sentil Israel soal Serangan di Palestina