Nisa, Pramugari AirAsia itu Kirim Uang Lebih Cepat

Nisa, Pramugari AirAsia itu Kirim Uang Lebih Cepat
Nisa, Pramugari AirAsia itu Kirim Uang Lebih Cepat

Ia mengungkapkan, sebenarnya cita-cita Nisa ingin menjadi pengacara, makanya kuliah mengambil jurusan hukum di Unsri. Sedangkan menjadi pramugari, awalnya iseng. Bahkan, ketika tes penerimaan AirAsia, dia daftar terakhir. Setelah menjalani sampai tiga kali tes, akhirnya ia diterima.

“Masuk semester delapan ia memutuskan stop out, meskipun tinggal skripsi. Waktu SMA, Adek juga pernah lulus sekolah penerbangan di Jogjakarta, tapi belum mendapatkan izin dari orang tua,” kata Ikhsanul yang masih kuliah di Bina Sriwijaya ini.
    
Sebagai kakak, Ikhsanul mengaku tidak pernah mendengar keluhan adiknya selama  bertugas sebagai pramugari, jika bercerita tentang penerbangan yang dijalani, baik dalam maupun luar negeri.

“Hanya dia pernah cerita jadi pramugari sering kerjanya malam dan selalu stand by. Yang saya ingat juga setiap menelepon ia selalu meminta doa, mungkin inilah risiko pramugari,” ungkapnya.

Tepat pukul 16.20 WIB, Haidar dan Ny Rohana, Hidayat, Ikhsanul  beserta pamannya Effendi berangkat ke Bandara SMB II. Mereka bertolak ke Surabaya menggunakan penerbangan Citilink pukul 18.00 WIB, jurusan Palembang-Surabaya.

“Pukul 14.00 WIB tadi, AirAsia mengkonfirmasi lagi kalau keluarga bisa berangkat ke Surabaya dan nanti akan diklaim oleh manejemen,” ungkap Ikhsanul.

Roni Somad, paman Nisa juga punya cerita sendiri. “Nisa itu periang dan manja. Kalau pulang ke Palembang, selalu memberi oleh-oleh ke rumah. Seminggu sekali Nisa rajin ngabari Bibinya. Terlebih bercerita jika ada pengalaman baru,” kata Roni, warga Bukit Sangkal, Sapta Marga, Palembang ini.

Ester, ibunda Eci teman satu angkatan Nisa, mengungkapkan, dirinya ikut shock mendengar informasi pesawat AirAsia tujuan Singapura itu hilang kontak.

“Nisa teman anak saya ketika pendidikan. Mereka sangat akrab bersama dua teman lainnya (Meli dan Ratih). Setelah pendidikan di Jakarta, mereka pisah sebab Eci ditempatkan di Bali dan Nisa di Surabaya, tapi mereka masih sering kumpul jika pulang,” kata Ester didampingi suaminya, Jony Sihombing.
    
Diungkapkan Ester, setiap pulang ke Palembang, Nisa pasti main ke rumahnya.  Terakhir, ia silaturahmi saat Idulfitri. Tapi jika komunikasi lewat telepon sering dan anaknya memang gampang akrab. “Anaknya manja, kalau panggil saya Mami. Rianglah anaknya kalau ke rumah cerita ini, itu,” katanya.

SATU dari empat pramugari pesawat AirAsia QZ8501 yang diduga jatuh di antara perairan Belitung dan Pontianak (Kalimantan), Minggu pagi (28/12) bernama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News