Nuh Sebut Tim Perumus K-13 Diundang Malaysia

Nuh Sebut Tim Perumus K-13 Diundang Malaysia
Mantan Mendikbud Mohammad Nuh. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Dukungan supaya sekolah yang siap diperbolehkan terus menjalankan Kurikulum 2013 (K-13) juga disampaikan mantan Mendikbud Mohammad Nuh.

Pria asal Surabaya itu kemarin berada di Jakarta untuk menyerahkan laporan harga kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
Usai dari Kuningan, markas KPK, Nuh beristirahat di rumah dinas Sekjen Kemendikbud di Jl Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Diskusi bersama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu berlangsung santai sambil menyantap martabak.
 
Di eranya dulu, Nuh mempersilahkan sekolah di luar sasaran implementasi pemerintah untuk menjalankan K-13. "Waktu itu istilahnya sekolah mandiri," jelas Nuh.

Pemerintah mempersilahkan sekolah menjalankan K-13 secara mandiri karena pemerintah memiliki keterbatasan dana. Dia mengatakan dana pemerintah hanya cukup untuk membiayai implementasi K-13 di 6.221 unit sekolah
 
Waktu itu ada usul dari daerah-daerah yang memiliki keuangan sehat, diantaranya dari Kalimantan dan Sulawesi. Kepala daerah mengaku siap mendanai pelatihan guru dan pengadaan buku K-13 untuk impelementasi secara mandiri.

Dengan komitmen itu, akhirnya Nuh memberikan izin kepada mereka untuk menjalankan K-13 secara mandiri.
 
 "Saya berharap saat ini juga begitu. Kemendikbud memberikan kesempatan kepada sekolah yang siap untuk tetap menjalankan K-13," katanya. Dia tidak ingin Kemendikbud menetapkan kebijakan yang kaku. Yaitu kelanjutan implementasi hanya untuk 6.221 sekolah, sedangkan sisanya kembali ke Kurikulum 2006.
 
Selain itu Nuh juga berharap Mendikbud Anies menjelaskan ke publik road map kebijakan kurikulum. "Apakah K-13 ini dibunuh secara perlahan atau diperbaiki dengan cara dijalankan terbatas, itu harus diklirkan," papar Nuh.
 
Dari analisisnya, keputusan implementasi K-13 secara terbatas mulai semester genap Januari nanti belum jelas arahnya.

Menurut Nuh, jika didasari atas kendala teknis seperti buku terlambat dan guru belum siap, maka keputusannya tidak harus mengembalikan implementasi K-13 menjadi terbatas. Namun membenahi urusan-urusan teknis tadi.
 
Sebaliknya jika dari konten K-13 itu dianggap "sesat", maka dihentikan untuk semua sekolah. Nuh mengaku siap jika diundang ke Kemendikbud untuk berdiskusi soal impelementasi K-13. Dia mengaku eman sekali jika pemerintah keliru mengambil kebijakan soal kurikulum.
 
Nuh mengatakan tim-tim perumus K-13 mulai diundang presentasi pemerintah Malaysia. Dia khawatir jika negeri jiran itu dalam waktu dekat menjalankan kurikulum yang diadopsi dari K-13 buatan pemerintah Indonesia. "Semua saya kembalikan ke Mendikbud. Saya sudah pensiun sekarang," tandasnya lantas tertawa. (wan)

 


JAKARTA - Dukungan supaya sekolah yang siap diperbolehkan terus menjalankan Kurikulum 2013 (K-13) juga disampaikan mantan Mendikbud Mohammad Nuh.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News