Nuklir Bukan Solusi Terbaik Sumber Energi

Nuklir Bukan Solusi Terbaik Sumber Energi
Seminar Nasional “Pengelolaan Sumber Daya Energi yang Berkelanjutan untuk Ketahanan Nasional’, Selasa (26/3). Foto: Istimewa for JPNN.com

Kelemahan dari bangsa Indonesia, menurut Rinaldy adalah pada perencanaan. Seringkali rencara sudah dibuat dan ditetapkan, namun lemah pada sisi penerapannya. "Jadi, energi nuklir masih belum menjadi alternative energy yang patut dipertimbangkan. Mengingat masih banyak sumber lainnya yang bisa menjadi pilihan serta tidak berbahaya. Sampai saat ini energi nuklir belum menjadi alternatif energi," tegas Rinaldy.

Sementara itu, mantan Menteri ESDM dan Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan ada beberapa faktor yang memengaruhi ketahanan energi di dunia yaitu politik dan keamanan. Politik dan keamanan merupakan sumber konflik dan sangat berpengaruh pada ketahanan energi dunia.

Purnomo mencontohkan konflik yang berkaitan dengan sumber daya alam (SDA) Malaysia dan Brunei terhadap minyak, konflik Laut China Selatan dan konflik lainnya sering tumpang tindih dengan SDA yang terkandung didalamnya.

Menurut dia, pada periode 2030-2040 pemakaian energi fosil masih sangat dominan dan hal ini mengakibatkan tingkat ketergantungan terhadap energi fosil makin tinggi. “Jadi perlu energi alternative,” ujar Purnomo.

Untuk Indonesia, sambungnya, sumber energi berasal dari letak geografis, demografi dan modal dinamik. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi ketahanan nasional dan secara langsung pada ketahanan energi nasional. Sebab, ketahanan nasional tidak akan bekerja bila tidak dikelola dengan benar.

Sementara Direktur Aneka Industri, Harris Yahya mengatakan tantangan Indonesia 2045, adalah sumber energi di Indonesia masih 90% menggunakan energi fosil. Dan, Indonesia belum tentu memiliki energi tersebut, sementara permintaan terus meningkat, produksi terus menurun.

“Pilihan energi lain adalah batubara, tapi Indonesia tidak memiliki batubara yang banyak. Apabila eksploitasi dilakukan secara berlebihan, maka lingkungan akan rusak dan menyebabkan pemanasan global,” kata Harris.

Untuk nuklir, lanjutnya, masih belum bisa digunakan karena membutuhkan banyak uji kelayakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan risiko yang mungkin akan terjadi pada masyarakat di seputar pembangkit nuklir.

Anggota DEN Rinaldy Dalimi mengatakan, Indonesia yang beriklim tropis lebih cocok mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari alias PLTM.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News