Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (3)
Saudara Mati Potong Jari, Tabrak Babi Hitung Puting
Rabu, 11 Februari 2009 – 06:23 WIB
Bukan hanya memotret suku Dani di Kurulu yang istimewa dan unik. Berkeliling Wamena dan desa-desa di sekitarnya juga merupakan pengalaman menarik yang tak terlupakan. Paling tidak, itulah yang dialami wartawan Jawa Pos Nany Wijaya pada hari keduanya di ibu kota Lembah Baliem itu. Karena cuaca sedang bersahabat dan tak mau kehilangan momentum, saya yang hari itu ditemani Dirut Cendarawasih Pos (Jawa Pos Group) Suyoto dan korespondennya, Djoko, serta sopir sewaan asal Toraja, Yavet, sudah meninggalkan hotel pada pukul 09.30 waktu setempat.
Baca Juga:
KALAU ada yang paling saya tunggu selama dua hari di Lembah Baliem, itu adalah matahari. Nikmatnya tinggal di kaki Pegunungan Jayawijaya ini adalah saat mentari mulai meninggi. Sebab, ketika itu cuaca menjadi hangat, tapi tidak terlalu panas. Sedangkan saat mentari tenggelam, apalagi tengah malam, hujan pula, dinginnya luar biasa. Karena itu, tidur pun harus pakai kaus kaki dan tutup kepala. Mirip tidur di musim dingin.
Baca Juga:
Bukan hanya memotret suku Dani di Kurulu yang istimewa dan unik. Berkeliling Wamena dan desa-desa di sekitarnya juga merupakan pengalaman menarik
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor