Online Streaming Vs Bioskop, Perfilman Nasional Diuntungkan

Online Streaming Vs Bioskop, Perfilman Nasional Diuntungkan
Suasana Nonton Bareng Film layar lebar berjudul Dilan yang digelar kaum muda yang tergabung dalam Posko Kebinekaan di salah satu bioskop di Kota Palembang. Foto: Istimewa

Hal senada juga diungkapkan Head Brand Marketing CGV Cinemas, Wisnu Triatmojo. Baginya, aplikasi streaming dan bioskop memiliki pangsa pasarnya masing-masing.

"Teman-teman yang memiliki layanan streaming buat kami bukan suatu kompetitor. Karena secara film, filmnya sendiri pun kita yang pertama akan keluar. Ditambah lagi, ada berbagai jenis auditorium dengan fasilitas berbeda, layar yang lebar, dan sound system yang mumpuni. Jadi, kami punya nilai lebih dibanding dengan nonton lewat layar biasa," ucap Wisnu.

Perkembangan film yang menyuguhkan konten-konten menarik dan lebih kreatif pun membuat jumlah penonton bioskop semakin meningkat. Karenanya, jumlah layar dan bioskop di Indonesia masih akan terus berkembang. CGV Cinemas misalnya, setelah menambah sekitar 20 layar di tahun 2017. Kemudian, menargetkan tahun ini membuka layar di daerah-daerah yang belum memiliki bioskop.

"Penikmat film Indonesia dari 2016 ke 2017 meningkat lebih dari 30 persen, karena secara film pun udah lebih kreatif tema film dan jalan ceritanya. Nggak monoton seperti dulu, ditunjang jumlah layar bioskop juga sih. Tahun lalu CGV menambah 20 layar dan tahun ini rencana menambah jumlah layar di luar kota-kota besar seperti Kediri, Gresik, Blitar, dan lainnya," tukasnya. (yln/JPC)

Persaingan antara aplikasi online streaming dan bioskop membawa dampak positif bagi perfilman nasional


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawapos.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News