Optimistis Ekonomi Indonesia

Optimistis Ekonomi Indonesia
Optimistis Ekonomi Indonesia

JAKARTA - Memburuknya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) berdampak positif pada daratan Asia. Fakta itu bisa dilihat dari membaiknya nilai tukar mata uang sejumlah negara Asia. Situasi tersebut tak ayal membuat investor mengalirkan dananya menuju negara berkembang (emerging market), termasuk Indonesia.

Kecuali Jepang, sepanjang kuartal tiga 2010, indeks konsumen justru menunjukkan penguatan bila dibanding kuartal dua pada 2010. Indeks sentimen saham negara-negara berkembang mengalami perbaikan posisi dari 136 menuju level 146. Posisi ini jauh lebih baik bila dibanding dengan saat-saat krisis hebat pada edisi 2008. Kala itu, posisi indeks konsumen negara-negara Asia hanya bertengger di kisaran 73. ”Artinya, secara ekstrem bila dibanding dengan kondisi krisis kenaikannya mencapai kisaran 100 persen,” sebut Tim Condon, Chief Economist Asia PT ING Securities di Jakarta.

Pelambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam itu meningkatkan ekspektasi terhadap pelonggaran kuantitatif lebih lanjut bank sentral AS (The Fed). Efeknya, pelaku pasar percaya kalau keadaan dan situasi ekonomi di negara-negara akan tetap stabil. Tidak hanya itu, pada kuartal empat 2010, investor lebih optimistis menyongsong pertumbuhannya. Karenanya, untuk selanjutnya kebijakan AS sangat penting dan sangat ditunggu.

Apabila pemerintah AS tidak berhasil secara signifikan mengurangi kondisi moneter, maka bisa dipastikan dan kemungkinan meski berisiko bakal mengekor dengan mengikuti skenario Jepang. Bank sentral membanjiri pasar dengan mata uang, dengan cara mencetak uang demi meningkatkan suplai uang. Kebijakan itu merespons masuknya aliran dana yang deras.”Apresiasi mata uang akan menjadi penentu dalam kinerja pasar keuangan,” tandas Condon.

JAKARTA - Memburuknya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) berdampak positif pada daratan Asia. Fakta itu bisa dilihat dari membaiknya nilai tukar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News