Orangutan Itu Kutemukan Sudah Dalam Panci

Setelah mengakhiri penderitaan orangutan itu, kemudian dibawa pulang ke rumah. Seperti layaknya binatang buruan umumnya, orangutan itupun lantas diperlakukan sama seperti hewan yang kemudian dipersiapkan menjadi lauk pauk.
"Di rumahnya itu ada kepalanya tu. Besar," kata pamanku.
"Bolehkah om kalau saya lihat kepalanya sama daging yang mereka masak," kataku.
"Ya, ya. Saya ke sana ambil," katanya.
Setelah pamanku pergi ke tempat tetangganya itu, saya pun berpikir seperti apakah bentuk kepala orangutan dan dagingnya itu. Tak berapa lama, pamanku datang menjinjing karung plastik putih. Jantung sempat berdegup melihat karung plastik itu.
Pamanku pun mengeluarkan isi karung plastik putih itu yang ternyata sebuah panci berukuran sedang. Aku sempat berpikir, di dalam panci itulah dagingnya. Lantas, mengapa karung plastik itu tak nampak bentuk ketika panci dikeluarkan. Setidaknya, jika di dalam karung plastik itu ada kepala orangutan, tentu bentuk plastik yang diletakkan di lantai itu pasti menyerupai gundukan kecil.
Ignasius pun lantas membuka panci yang dikeluarkannya dari karung plastik tadi. Ternyata isinya adalah tengkorak orang utan yang sudah direbus. Besarnya kurang lebih sebesar kepala saya. Masih ada beberapa kerat daging yang melekat di tengkorak orangutan itu. Di dalam panci itu, ada juga beberapa kerat daging orang utan. Kemungkinan, jika melihat kulit dagingnya, itu adalah daging bagian pelipis kiri kanan orangutan.
Warnanya agak menghitam. Malam itu, saya pun pulang dari kediaman paman sambil teringat liutnya rasa daging orangutan yang dimasak bumbu rica-rica. (*)
SEEKOR orangutan menjadi sasaran salah tembak. Dikira seekor rusa atau kijang, orangutan yang diperkirakan sedang turun ke tanah itupun terkena tembakan
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu