Orkestra Skema Baru Liverpool

POSISI kiper biasanya dianggap sebagai pelengkap tim lantaran tidak banyak  terlibat dalam permainan. Tapi, dalam skema baru Liverpool (3-4-1-2), Simon Mignolet justru memiliki peran sangat penting. Kiper 25 tahun Belgia itu bahkan dianggap sebagai orkestra permainan.
 
Seperti penjelasan dari pelatih kiper Liverpool John Achterberg. Skema baru Liverpool, lanjut Achterberg, menuntut Mignolet memberikan komando dalam mengorganisasi area pertahanan, khususnya kepada tiga pemain belakang dua wing back.
 
"Kiper harus memberitahu rekan setimnya mengenai area-area kosong saat bola dikuasai di sepertiga lapangan sendiri. Sedangkan dalam posisi menerima serangan balik, kiper juga harus aktif memberitahu rekan setimnya mengenai posisi pemain lawan yang harus di-cover," papar Achterberg di situs resmi klub.
 
"Yang jelas, kiper harus memastikan jarak aman dengan tiga defender selayaknya sebagai defender keempat," imbuhnya.

Mignolet sangat ideal memerankannya bukan semata karena memiliki kemampuan leadership. Kiper yang didatangkan dari Sunderland musim panas lalu itu juga bisa berkomunikasi dalam lima bahasa sekaligus (Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, dan Flemish atau bahasa etnis Belanda di Belgia).
 
"Tapi, saya tetap mengatakan kepada Simon bahwa tugas utamanya adalah membuat penyelamatan, setelah itu baru mengorganisasi rekan setimnya," jelas Achterberg.
 
Bisa jadi, kelebihan Mignolet itulah yang tak dimiliki Pepe Reina, kiper utama Liverpool yang dipinjamkan ke Napoli musim ini. Di kesempatan terpisah, Mignolet juga menuturkan mengenai hal yang menarik dari sesi latihan di Liverpool.
 
"Latihan yang saya jalani di Melwood (markas latihan Liverpool, Red) malah lebih sering dengan kaki (mengoper bola) ketimbang dengan tangan untuk menunjukkan bahwa kiper juga punya peran penting dalam permainan," jelas kiper yang saat break kompetisi lalu menempuh studi S-2 di University of Leuven tersebut. (dns/bas)