Oso Sedih, Pelemahan Rupiah Dijadikan Alat Politik Oposisi

Oso Sedih, Pelemahan Rupiah Dijadikan Alat Politik Oposisi
Oesman Sapta Odang. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD Oesman Sapta meminta pihak-pihak tertentu tidak terus memojokkan pemerintah dengan isu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, yang kini hampir menyentuh Rp 15.000 per USD.

Pria yang akrab disapa OSO ini mengeluarkan imbauan, karena menangkap kesan isu melemahnya rupiah terus digoreng untuk tujuan politis, agar rakyat tak lagi percaya terhadap pemerintah.

"Pandangan negatif yang dialamatkan ke pemerintah cenderung politis. Ada sasaran politik, supaya rakyat terpengaruh," ujar Oso di Jakarta, Kamis (5/9).

Meski demikian, Oso meyakini mayoritas masyarakat tidak akan terpengaruh dengan ocehan yang tidak realistis. Masyarakat sudah mengetahui, melemahnya rupiah akibat efek global, bukan pemerintah yang tidak becus bekerja.

Selain itu, Oso juga meyakini masyarakat melihat secara nyata langkah pemerintah yang terus bekerja maksimal, sehingga efek menguatnya dollar dapat ditangani dengan baik.

“Apa yang terjadi saat ini bukan masalah perekonomian dalam negeri. Ini siklus ekonomi dunia. Indonesia sudah memiliki sistem yang kuat untuk melewatinya,” kata Oso.

Ketua Umum DPP Partai Hanura ini juga melihat gejala sistem yang dibangun pemerintah saat ini hendak dirusak pihak tertentu.

"Karena itu, saya menyesalkan pelemahan nilai tukar dijadikan ‘alat politik’ untuk memengaruhi rakyat menyalahkan pemerintah. Kalau mereka mau jujur, apa yang dilakukan pemerintah sudah benar,” katanya.

Ketua DPD Oesman Sapta meminta pihak-pihak tertentu tidak terus memojokkan pemerintah dengan isu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News