PA 212 Tolak Ahok, Kapitra Ampera: Nanti Inflasi Ini Gerakan, Tidak Diminati

PA 212 Tolak Ahok, Kapitra Ampera: Nanti Inflasi Ini Gerakan, Tidak Diminati
Kapitra Ampera. Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

"Itu wajib hukumnya, orang muslimin itu bersaudara. Ya koreksi Presiden, lu kenapa diam saja? Sementara amanat konstitusi kita mengharuskan ikut menjaga perdamaian dunia ini. Ini harus dikoreksi Presiden," tegas Kapitra.

Presiden Jokowi menurutnya pantas dikritik. Sebab, ketika Tiongkok terkena wabah virus Corona, dia menawarkan bantuan.

Namun ketika muslim di India dibantai, presiden yang dipilih oleh mayoritas muslim itu justru tidak menyalurkan aspirasi rakyatnya yang mayoritas muslim sebagai satu bentuk politik bebas dan aktif dalam menjaga perdamaian dunia.

"Jadi jangan kehilangan gagasan. Jangan pukul Ahok, Ahok, Ahok terus. Inflasi ini. Harusnya (soroti) hal-hal aktual yang terlupakan. Ahok itu bukan orang yang dipilih masyarakat, dia dicalonkan oleh otoritas kekuasaan (presiden) yang dipilih masyarakat melalui Pilpres. Jadi, saya pikir, jalannya pemerintah ini, perlindungan terhadap kemanusiaan, kesejahteraan, itu yang harus dikawal," tuturnya.

Kapitra juga meyakini kalaupun nantinya Presiden Jokowi memilih nama Ahok untuk memimpin Badan Otorita Ibu Kota Baru, keputusan itu tidak akan menimbulkan kegaduhan politik baru di tengah masyarakat.

"Saya pikir tidak. Enggak akan menimbulkan kegaduhan, karena itu daerah kosong kok. Yang harus diawasi ada enggak penyimpangan anggaran segala macam, itu awasi. Bukan ketika orang dipilih itu dilarang, awasi. Ini belum apa-apa sudah ramai," tandasnya. (fat/jpnn)

Kapitra Ampera menilai sikap PA 212 menolak Ahok sebagai calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara, sangat tidak tepat.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News