Padang Rumput Laut yang Rusak Lepaskan Karbon Purba

Dia menambahkan, rumput laut juga mampu menyimpan karbon lebih lama dibandingkan hutan.
"Kawaan rumput laut menyimpan zat karbon dalam ukuran ribuan tahun, dan akan bertahan terus kecuali anda merusak ekosistemnya," kata Dr Macreadie.
Sebelum penelitian ini dilakukan, belum ada kepastian apakah zat-zat karbon purba akan terlepas kembali ke atmosfir jika kawasan rumput laut rusak.
Dr Macreadie dan timnya kemudian mengambil sampel perbandingkan rumput laut di kawasan yang pernah rusak dan di kawasan yang tidak pernah dirusak manusia.
Ketika peneliti mengukur waktu sedimentasi, diketahui bahwa ada sedimen yang berkisar antara 1.300 hingga 3.000 tahun.
"Sekitar 50 persen kawasan rumput laut di dunia telah hilang sejak tahun 1990an. Itu sama dengan ukuran dua lapangan bola setiap jam," katanya.
Dijelaskan, penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sekitar 50 persen karbon yang terserap oleh rumput laut berasal dari darat.
Dalam lima tahun terakhir semakin muncul kesadaran pentingnya kawasan rumput laut, rawa-rawa air asin, serta hutan bakau bagi siklus karbon di bumi.
Kawasan padang rumput laut yang rusak ternyata melepaskan zat-zat karbon yang usianya telah ribuan tahun. Karbon yang selama ini terperangkap dalam
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas