Pagi Batu

Oleh: Dahlan Iskan

Pagi Batu
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sulit dibedakan apakah lokasi ini sekolah, tempat rekreasi, fasilitas outbound, permainan, spot berfoto, dan kafe. Semua ada di situ.

Siswa yang sudah mendapat pelajaran kewirausahaan langsung mempraktikkannya: jadi pelayan cafe, jadi pemandu wisata, jadi kasir, jadi pengelola tiket, jadi pengawas, dan jadi apa saja.

Sekolah lain banyak yang mengirim siswa ke SPI. Rekreasi yang bernuansa pendidikan. Menyenangkan.

"Anak-anak yang ke sana senang sekali. Di sana yang melayani anak-anak sebaya," ujar ustad Ali Wahyudi, pimpinan madrasah modern Tursina Batu.

"Kami sering mengirim santri rekreasi ke sana," ujar Ali.

Saya pun mendapat kontak ke SPI.

"Berapa banyak murid wanita yang dicabuli pimpinan sekolah?" tanya saya.

"Kenapa bapak bertanya begitu?" jawabnyi, balik bertanya.

Kok begitu beruntun: pencabulan para siswi di pesantren Jawa Barat, di pesantren Jombang, kini di Batu (Sekolah SPI) –banyak yang mengira itu pesantren juga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News