Pakai Big Data MPD, BPS Dinilai Makin Akurat
"Jadi bukan hanya fungsi internal, ke dalam saja. Tapi juga eksternal, keluar yang memiliki rantai ekonomi yang panjang. Jadi, sudah tepat, apa yang dilakukan BPS itu,” kata Rhenal.
Rhenal menambahkan, menghitung Wisman dengan teknologi seluler sejak Oktober, November, Desember 2016 itu patut diapresiasi.
Apalagi wisman itu sudah digital lifestyle, ke mana saja tidak akan lepas dari handphone.
Rhenald juga menyinggung sepak terjang Angkasa Pura II, yang saat ini sudah menggunakan digital sebagai marwah perusahaan.
"Jadi lahirlah smart airport, lahirlah smart data tourism, muncullah smart data di seluruh lini, jadi BPS juga melahirkan smart data dalam melaksanakan sensus,” kata pria yang juga Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.
Big Data MPD juga membuat dunia pariwisata serba pasti, semua pelaku pariwisata kata dia, bisa tahu berapa yang datang dan pergi.
Dengan begitu menambah keyakinan para industri yang mampu menciptakan strategi-strategi jitu dalam mendatangkan dan melayani wisatawan agar nyaman datang ke Indonesia.(chi/jpnn)
Metode sensus dengan Big Data Mobile Positioning Data (MPD), yang diterapkan Badan Statistik Pariwisata (BPS) untuk menghitung jumlah wisatawan mancanegara
Redaktur & Reporter : Yessy
- Naik 12,94 Persen, Ekspor Sumsel Maret 2024 Capai USD 503,09 Juta
- BPS Sebut Nilai Tukar Petani Sumsel Naik 2,97 Persen Pada Maret 2024
- Skincare Sumbang Inflasi di Sumsel, Kepala BPS: Banyak yang Ingin Tampil Cantik
- Panen Raya Maret-April Capai 8,46 Juta Ton, Produksi Beras Bakal Melimpah Lagi
- Menko Airlangga Dorong Efisiensi Biaya Logistik Nasional & Peningkatan Produktivitas
- Mbak Rerie Dorong Peningkatan Kompetensi Guru Penting untuk Wujudkan Generasi Unggul