Pakar Perbankan Sarankan Sri Mulyani Belajar dari AS Soal Penyelamatan Aset BLBI

Pakar Perbankan Sarankan Sri Mulyani Belajar dari AS Soal Penyelamatan Aset BLBI
Pengamat perbankan sekaligus Presiden Direktur Centre For Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Daruri. Ilustrasi. Foto: Dokumentasi pribadi

Dari jumlah itu, US$376,4 miliar dolar telah dilunasi bank, perusahaan otomotif, dan AIG.

Apa saja hasil positif dari TARP? Kata Deni, bank dan industri mobil bertahan. Kredit bisa meningkat.

Geithner tidak mencontoh kekeliruan Korea Selatan dan Thailand dalam mengelola recovery assets di tengah krisis dengan recovery rate yang sangat rendah.

Sebaliknya, kata Deni, Geithner menjadikan ekonomi sebagai panglima di atas pendekatan hukum.

Program Bantuan Aset Bermasalah (TARP) dilembagakan oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat setelah krisis keuangan 2008.

TARP menstabilkan sistem keuangan dengan meminta pemerintah membeli sekuritas berbasis hipotek dan saham bank.

Dari 2008 hingga 2010, TARP menginvestasikan US$ 426,4 miliar di perusahaan dan mendapatkan kembali US$ 441,7 miliar.

"Alhasil, perusahaan sekelas Lehman Brother dibangkrutkan agar menjadi pelajaran bagi konglomerat keuangan lainnya untuk patuh kepada pemerintah sebagai panglima ekonomi dan hukum,” ungkapnya.

Pakar Perbankan menyarankan Menteri Keuangan Sri Mulyani belajar dari Amerika Serikat (AS) terkait penyelamatan uang negara dari skandal BLBI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News