Pakar: Thanos Serang Jaringan Kementerian/Lembaga Pemerintahan

Pakar: Thanos Serang Jaringan Kementerian/Lembaga Pemerintahan
Pakar keamanan siber dari CISSReC Pratama Persadha. Foto: ANTARA/HO-CISSReC

"Lakukan security assesment di sistemnya masing-masing. Perkuat pertahanannya, upgrade SDM nya, dan buat tata kelola pengamanan siber yang baik di institusinya masing-masing," imbau Pratama.

Dia menyebutkan kabar serupa juga pertah beredar tahun lalu di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan BUMN.

"Saat itu ada warning dari Australia bahwa email salah satu diplomat kita mengirimkan malware aria body ke email salah satu pejabat di Australia Barat,” ujar Pratama.

Menurutnya, email dari diplomat Indonesia telah diambil alih oleh peretas yang diduga juga berasal dari Tiongkok yaitu kelompok Naikon.

“Perlu dilakukan deep vulnerable assessment terhadap sistem yang dimiliki. Serta melakukan penetration test secara berkala untuk mengecek kerentanan sistem informasi dan jaringan. Lalu gunakan teknologi Honeypot di mana ketika terjadi serangan maka hacker akan terperangkap pada sistem honeypot ini, sehingga tidak bisa melakukan serangan ke server yang sebenarnya,” papar Pratama.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga perlu memasang sensor Cyber Threads Intelligent untuk mendeteksi malware atau paket berbahaya yang akan menyerang ke sistem.

Kemudian, tata kelola pengamanan siber yang baik dan mengimplementasikan standar-standar keamanan informasi yang sudah ada juga perlu dipastikan.

“Kami telah mencoba melakukan profiling threat actor. Mustang Panda adalah hacker group yang sebagian besar anggota dari Tiongkok di mana grup ini membuat private ransomware yang dinamakan Thanos,” jelas Pratama.

Pakar Keamanan Siber Pratama Persadha menanggapi kabar peretasan jaringan internal sepuluh kementerian dan lembaga pemerintahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News