PAN Minta Semua Proyek Infrastruktur Dievaluasi
jpnn.com, JAKARTA - Kecelakaan kerja di proyek infrastruktur yang menjadi program pemerintah terus terjadi.
Terakhir tiang girder Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu ambruk mengakibatkan 7 pekerja mengalami luka-luka.
Sebelumnya jalur kereta Bandara Soekarno Hatta Longsor, lalu kejadian crane pengangkat Beton DDT di Matraaan ambruk, Beton girder proyek LRT Pulo Gadung roboh, Beton Girder proyek jalan tol Depok -Antasari roboh dan berbagai peristiwa kecelakaan lainnya.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) yang bertanggung jawab atas keseluruhan proyek infrastruktur melakukan evaluasi dan untuk sementara proyek yang elevated seperti jembatan layang hingga LRT akan dimoratorium.
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengingatkan, demi keamanan publik dan keselamatan pekerja, sejumlah proyek infrastruktur mestinya dievaluasi dan dimoratorium sehingga semua aspek memenuhi standar keamanan dan kenyamanan publik.
“Saya kira tidak hanya proyek-proyek elevated saja yang harus di-moratorium, tetapi seluruh proyek infrastruktur perlu dikaji aspek keselamatannya”, kata Eddy Soeparno di Jakarta, Selasa (20/2), menanggapi maraknya kasus kecelakaan proyek infrastruktur.
Eddy menjelaskan proyek proyek infrastruktur yang dikebut pembangunannya di Indonesia akan berpotensi menomorduakan kualitas dan keselamatan pekerja.
Akibatnya, hasilnya tidak memenuhi standar, berisiko mengalami kerusakan dan berbahaya bagi pekerja dan publik pemakainya.
Demi keamanan publik dan keselamatan pekerja, sejumlah proyek infrastruktur mestinya dievaluasi dan dimoratorium.
- Selamat, 12 Alumnus Akpol Bhara Daksa Masuki Purnabakti Tanpa Cacat
- Seluruh Honorer di Database BKN Diusulkan jadi PPPK 2024, Semoga Mulus
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK Belum Tentu Juni, Piye to?
- 5 Berita Terpopuler: Ternyata Perincian Formasi Pendaftaran CPNS & PPPK Belum Beres, Ada 3 Kategori Ini
- YKMI: Kami Berharap Gerakan Dukung Kemerdekaan Palestina Menyebar ke Penjuru Indonesia
- 3 Kategori Orang Ini, Jangan Sampai Menjabat di Kabinet Prabowo-Gibran