Pandemi Berkepanjangan Bikin Tulang Rapuh, Ternyata Ini Penyebabnya

Pandemi Berkepanjangan Bikin Tulang Rapuh, Ternyata Ini Penyebabnya
Dokter spesialis bedah ortopedi Isa An Nagib (jas putih) menjelaskan dampak pandemi terhadap kesehatan tulang. Foto: Tangkapan layar Zoom.

Dia menjelaskan pada usia 0-30 tahun, tulang mengalami deposisi atau tulang itu lebih banyak pembentukan dibandingkan resorption atau pembongkaran. Namun, di atas usia tersebut, secara fisiologis tulang mengalami degenerasi, terjadi lebih banyak pembongkaran. 

"Sehingga isi di dalam gelas berkurang terus," kata Isa An Nagib yang juga direktur utama di RS Siaga Raya ini.

Kondisi seperti itu apabila terus menerus dibiarkan akan membuat kondisi tulang tidak baik. 

Tulang jadi rentan patah, bahkan hanya terpeleset saja bisa patah.

"Keadaan tersebut tidak boleh dibiarkan karena akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi berkurang," kata Isa An Nagib.

Untuk memperbaikinya, kata dia, tidak hanya dibutuhkan biaya, tetapi harus melewati operasi yang berisiko dan masa pemulihan panjang .

"Suplemen atau asupan yang bisa memberikan’ isi’ lagi ke dalam gelas tersebut sangat diperlukan, agar gelas yang bocor itu tidak habis airnya," ujarnya.

Dia mengatakan apabila air berkurang terus, indeks massa tulang juga ikut berkurang, sehingga tulang bisa patah karena kondisinya sudah rapuh dan ringkih.

Sejumlah dokter ahli mengungkapkan dampak besar pandemi terhadap kesehatan tulang. Ternyata, pandemi berkepanjangan bisa membuat tulang rapuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News