PARAH! Uang Hadiah Pemain Terbaik tak Dibayarkan

PARAH! Uang Hadiah Pemain Terbaik tak Dibayarkan
Ilustrasi dok.JPNN


JAKARTA - Liga Desa Indonesia (LIDI) 2015 sudah selesai diputar pada Agustus 2015 lalu. Tapi, masalah ternyata masih tersisa sampai hari ini, yakni terkait uang hadiah yang dipotong terlalu besar.

Menurut Abdul Muis, Asisten manajer tim LIDI NTT, haknya dipotong sangat besar. Hadiah sebagai runner up yang seharusnya Rp 75 juta, ternyata dipotong hingga Rp 25 juta oleh pihak Badan Sepakbola Rakyat Indonesia (Basri) pusat. 

"Kami dapat Rp 75 juta harusnya, tapi yang ditransfer ke kami, dapatnya cuma Rp‎ 50 juta lebih sedikit. Ini ada ketidakjujuran. Potongan untuk hadiah kok besar, katanya pajak, tapi masa iya sampai lebih dari 15 persen," terangnya.

Muis menjelaskan, potongan itu setara dengan 30 persen lebih. Karena itu, dia mempertanyakan apakah aturan pemotongan pajak hadiah sampai sebesar itu.

"Saat pemberian hadiah, diumumkan jika tidak dipotong pajak. Ternyata dipotong. Hadiah katanya langsung diberikan, ternyata ditunda besok.. besoknya lagi, sampai kami pulang, katanya mau ditransfr, tapi harus nunggu berbulan-bulan. Eh, sudah sampai ditransfer dipotong," tegasnya.

Tak hanya uang hadiah juara yang dipotong, penghargaan pemain terbaik Rp 10 juta untuk penggawa LIDI NTT, Alsan Sanda, juga belum diberikan sampai ‎hari ini. 

"Kami dihujat, kami dianggap makan uang mereka. Padahal Basri yang belum kasih, kasih hadiah tim saja dipotong," ujar Muis.

Sementara itu, Sekjen Basri Tommy Arief mengaku tak tahu menahu soal masalah ini karena dirinya saat itu belum terpilih sebagai Sekjen. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News