Partisipasi Sekolah Belum Merata
Senin, 18 Juli 2011 – 09:34 WIB
Tapi, pemerintah tidak akan tinggal diam. Meskipun APM Indonesia sudah di atas batas APN dunia yaitu 95 persen, Suyanto mengatakan harus ada peningkatan. Cara yang dilakukan diantaranya adalah, warga miskin yang mengajukan BLT (bantuan langsung tunai) wajib menyekolahkan anaknya. "Jika anaknya tidak di sekolahkan, tidak bisa terima BLT," tandas Suyanto. Dengan cara seperti ini, diharapkan keluarga tidak terbebani uang saku anaknya.
Baca Juga:
Selain memancing dengan cara tadi, Suyanto mengatakan akan menambah sarjana-sarjana di kawasan yang partisipasi sekolah di pendidikan dasarnya masih rendah. Pembangunan sekolah-sekolah baru untuk pemerataan akses pendidikan juga bakal ditingkatkan.
Kemendiknas masih belum bisa menentukan APM SD periode 2011. Suyanto mengatakan, pihaknya baru bisa mencatat tahun ini diperkirakan ada 4,5 juta siswa SD baru. Jumlah tersebut, diharapkan kembali bisa mengatrol APM SD.
Suyanto menambahkan, APM sulit meningkat cepat karena semakin banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya ke SD meskipun belum berumur 7 tahun. Sehingga, keberadaan mereka belum bisa dimasukkan dalam perhitungan APM. "Anak SD yang di bawah tujuh tahun itu, masuk perhitungan APK (angka partisipasi kasar, red)," pungkasnya. (wan)
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mencatat, setiap tahun terjadi peningkatan angka partisipasi murni (APM) pendidikan dasar.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- UKT Mahal di PTN Konvensional, Universitas Terbuka Jadi Solusinya, Dijamin Tak Naik
- Harbuknas 2024: Kemendikbudristek Luncurkan Sastra Masuk Kurikulum
- Delegasi Universitas Trisakti Raih Special Award dalam Kompetisi WYIE
- Pegadaian Berkomitmen Menerapkan TPB/SDGs 4 Tentang Pendidikan Berkualitas
- Sinergi Atma Jaya-Perhumas Jadikan Komunikasi Tetap Relevan dalam Keilmuan dan Praksis
- FISIP UPN Veteran Jakarta & UiTM Implementasikan Kerja Sama Dua Fakultas