Pasien Miskin Telantar Hingga Meninggal

RSUD Arjawinangun Beralasan Tak Punya Obat Antitetanus

Pasien Miskin Telantar Hingga Meninggal
Pasien Miskin Telantar Hingga Meninggal
Dijelaskan, pada Kamis lalu (4/10) Agus sakit dan oleh tetangga serta sanak keluarga dibawa ke puskesmas yang tak jauh dari rumahnya. Tapi karena harus mendapatkan pelayanan perawatan medis, pihak puskesmas merujuk Agus ke RSUD Arjawinangun. Tepat pada pukul 03.00 dini hari Agus dibawa ke RSUD Arjawinangun.

“Namun, sesudah masuk rumah sakit dibiarkan begitu saja, jika ingin mendapatkan pelayanan harus ada uang Rp1 juta,” jelasnya.

Ade melanjutkan, ketika pagi hari saat pihak keluarga mempertanyakan kepada petugas rumah sakit mengenai pelayanan yang tidak kunjung diberikan, pihak rumah sakit menjelaskan kehabisan obat tetanus. “Ini kan sesuatu yang keliru, ini rumah sakit ada sistem yang harus dibangun. Jika obat habis, harusnya bisa segera dilaporkan kepada pihak terkait. Jangan biarkan pasien menderita,” sesalnya.

Sementara Ketua Forum Pekerja Mandiri (FPM) Kabupaten Cirebon, Tarma mengatakan, apa yang terjadi pada Agus karena kebijakan bupati yang tidak prorakyat kecil. Dia mengatakan, Agus tidak mendapatkan pengobatan hingga siang hari dengan alasan kehabisan obat. Padahal, penyakit Agus sudah cukup parah dan harus segera mendapatkan penanganan. “Alasannya tidak ada obat dan lain-lain, padahal itu sudah kritis,” kata Tarma.

CIREBON- Orang miskin dilarang sakit! Sindiran keras mengenai sulitnya orang miskin mendapatkan layanan kesehatan itu, benar-benar terjadi.Seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News