Pasien Miskin Telantar Hingga Meninggal
RSUD Arjawinangun Beralasan Tak Punya Obat Antitetanus
Selasa, 09 Oktober 2012 – 07:48 WIB
Dijelaskan, pada Kamis lalu (4/10) Agus sakit dan oleh tetangga serta sanak keluarga dibawa ke puskesmas yang tak jauh dari rumahnya. Tapi karena harus mendapatkan pelayanan perawatan medis, pihak puskesmas merujuk Agus ke RSUD Arjawinangun. Tepat pada pukul 03.00 dini hari Agus dibawa ke RSUD Arjawinangun.
Baca Juga:
“Namun, sesudah masuk rumah sakit dibiarkan begitu saja, jika ingin mendapatkan pelayanan harus ada uang Rp1 juta,” jelasnya.
Ade melanjutkan, ketika pagi hari saat pihak keluarga mempertanyakan kepada petugas rumah sakit mengenai pelayanan yang tidak kunjung diberikan, pihak rumah sakit menjelaskan kehabisan obat tetanus. “Ini kan sesuatu yang keliru, ini rumah sakit ada sistem yang harus dibangun. Jika obat habis, harusnya bisa segera dilaporkan kepada pihak terkait. Jangan biarkan pasien menderita,” sesalnya.
Sementara Ketua Forum Pekerja Mandiri (FPM) Kabupaten Cirebon, Tarma mengatakan, apa yang terjadi pada Agus karena kebijakan bupati yang tidak prorakyat kecil. Dia mengatakan, Agus tidak mendapatkan pengobatan hingga siang hari dengan alasan kehabisan obat. Padahal, penyakit Agus sudah cukup parah dan harus segera mendapatkan penanganan. “Alasannya tidak ada obat dan lain-lain, padahal itu sudah kritis,” kata Tarma.
CIREBON- Orang miskin dilarang sakit! Sindiran keras mengenai sulitnya orang miskin mendapatkan layanan kesehatan itu, benar-benar terjadi.Seorang
BERITA TERKAIT
- Menjelang Peringatan HUT ke-67, Kodam XV/Pattimura Gelar Bakti Sosial
- DPRD DKI Dukung Langkah Jakpro Fasilitasi Warga Kampung Bayam
- Polisi Melarang Pengendara Melintasi Lembah Anai, Ini Rute Alternatif
- Kombes Gidion: Tak Ada Sejengkal Tanah pun Bagi Pelaku Kriminal di Jakarta Utara
- Banjir Merendam Beberapa Wilayah di Jakarta Pagi Ini
- GBU Kirim Bantuan Kebutuhan Pokok untuk Warga Terdampak Banjir di Kubar