Pedagang di Pasar Tradisional Mengeluh: Sepi, Sepi Sekali

Pedagang di Pasar Tradisional Mengeluh: Sepi, Sepi Sekali
Ilustrasi pedagang pakaian. Foto: Radar Malang/JPNN

Namun, omzet pada Ramadan kali ini turun drastis. Rata-rata sehari hanya mampu membawa pulang Rp 1 juta.

Padahal, akhir Lebaran nanti harus melunasi bon pakaian yang diambilnya dari pemasok.

‘’Dahulu jalan di pasar saja sampai sulit. Sekarang lari di lorong juga bisa,’’ ujarnya.

Suyatmi menduga musim paceklik penyebabnya. Selain belum panen padi, beberapa komiditas lain seperti cengkih, cabai, hingga kelapa pun turun harga. ‘’Mungkin dampak politik juga. Yang jelas saat ini sepi pembeli,’’ terangnya.

Selain itu, gempuran bisnis online turut menciutkan usahanya. Para pembeli ogah datang ke pasar.

Mereka memilih berbelanja lewat smartphone. Padahal, menurut Suyatmi, berbelanja baju online rawan penipuan. Kualitasnya pun tak dapat dilihat sebelum dibeli.

‘’Memang lebih mudah. Namun, setelah dikirim tidak sesuai harapan,’’ ujar dia.

Para pedagang stoples plastik pun merasakan hal sama. Berbeda dengan tahun lalu, penjualan wadah jajanan Lebaran kali ini condong tak laku.

Pedagang pakaian di Pasar Tradisional Arjowinangun, Pacitan, bernama Suyatmi gundah karena barang dagangannya sepi pembeli menjelang Lebaran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News