Pegawai 7-Eleven Australia yang Melanggar Visa Pelajar Sebaiknya Diampuni

Pegawai 7-Eleven Australia yang Melanggar Visa Pelajar Sebaiknya Diampuni
Pegawai 7-Eleven Australia yang Melanggar Visa Pelajar Sebaiknya Diampuni

"Setiap warga Australia yang pernah membeli sesuatu di 7-Eleven merasa tidak nyaman karena telah berbelanja di tempat di mana pekerjanya diperlakukan sebagai warga negara kelas dua dan diperbudak oleh mereka yang mengeksploitasi mereka," kata Senator O'Neill.

Sementara itu serikat buruh yang membawai para pekerja di toko-toko, Shop, Distributive and Allied Employees Association atau SDA, telah dituduh tidak cukup melindungi pekerja 7-Eleven.

Tapi sekretaris nasional SDA, Gerard Dwyer, mengatakan serikatnya telah mencoba untuk berkomunikasi dengan para pekerja selama bertahun-tahun dengan tanpa hasil.

"Seluruh masalah soal visa, atau penyalahgunaan sistem visa, memberi arti bahwa karyawan 7-Eleven telah bekerja dengan diam," katanya. 

Kini, SDA telah menyediakan hotline dan situs untuk membantu pekerja 7-Eleven menyampaikan keluhan mereka.

"Saya memuji karyawan yang telah berani bicara dan apa yang kami coba lakukan untuk menanggapi masalah ini adalah menyediakan jalur akses bagi karyawan di luar tempat kerja mereka," kata Dwyer.

Bagi para pekerja asing di 7-Eleven Australia yang merasa dirugikan, baik soal waktu kerja dan upah dapat menghubungi hotline 131.

Sementara situs khusus akan mulai beroperasi segera. Dalam situs tersebut para pekerja asing 7-Eleven bisa menceritakan masalah mereka dengan identitas yang dirahasiakan.

Setelah masalah ini terkuak, kantor pusat 7-Eleven menyatakan bersedia untuk membayar setiap pemegang lisensi yang ingin menjual tokonya.


Partai Buruh di Australia mengatakan setiap pegawai asing yang bekerja di 7-Eleven yang melanggar aturan visa bekerja harus diberikan amnesti atau


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News