Pejabat Australia Tidak Boleh Memiliki Pin Perak Hadiah dari Presiden Jokowi, Kenapa Bisa?

Pejabat Australia Tidak Boleh Memiliki Pin Perak Hadiah dari Presiden Jokowi, Kenapa Bisa?
Presiden Indonesia Joko Widodo menghadiahkan peniti perak kepada wakil sekretaris kantor Perbendaharaan Negara (Treasury) Australia Luke Yeaman dalam acara G20 Summit di Bali tahun 2022, tapi pejabat itu tak bisa memilikinya. (Reuters)

Namun mereka adalah manusia biasa, sekaligus pelayan masyarakat.

Daftar tersebut menunjukkan 10 kotak cokelat dan satu botol anggur (sebotol Robert Oatley Cabernet Sauvignon seharga $39) diberikan kepada staf Departemen Keuangan yang tidak disebutkan namanya.

Semua barang ini disimpan oleh orang yang menerima hadiah.

Konflik kepentingan?

Minggu lalu kantor Treasury dihantam dengan rentetan pertanyaan tentang penggunaan jasa perusahaan konsultan PwC yang kini jadi sorotan.

Seorang mantan mitra PwC, Peter-John Collins diselidiki dalam tindakan pidana setelah Dewan Praktisi Pajak mendiskualifikasinya karena diduga menyalahgunakan informasi rahasia tentang rencana pajak pemerintah untuk membantu perusahaan multinasional.

Dari dokumen yang mendaftar hadiah-hadiah yang diterima terkuak jika ada salah pertimbangan dalam menilai hadiah yang diterima sehingga ada kemungkinan memiliki konflik kepentingan.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang selengkapnya dapat dibaca di sini.


Pejabat dan karyawan departemen Treasury atau Perbendaharaan Negara di Australia wajib melaporkan hadiah-hadiah yang mereka terima


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News