Pemerintah Dinilai Tak Serius Kejar Swasembada Gula
Jumat, 06 April 2012 – 22:33 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR, Refrizal meminta pemerintah mengawasi secara ketat impor gula mentah (raw sugar) sebesar 143.500 ton oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero sebanyak 143.500 ton. Sebab, jangan sampai gula impor berbentuk raw sugar itu masuk ke rumah-rumah. Sebelumnya, dalam rapat kerja Komisi VI dengan PT PPI dan Dirjen Perdagangan Luar Negeri, dipimpin Erik Satria Wardhana di gedung DPR, Kamis (5/4), Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi PDI-P Aria Bima, memprotes keras kebijakan pemerintah mengizinkan gula mentah masuk ke Indonesia. "Ini indikasi dari ketidakjelasan sikap pemerintah. Di saat negara berencana menuju swasembada gula, tiba-tiba muncul kebijakan pemerintah yang tidak mendukung program swasembada gula," kata Aria Bima.
"Gula mentah itu masuk ke Indonesia hanya untuk keperluan industri makanan yang membutuhkan gula mentah. Jadi komoditas itu tidak boleh masuk ke wilayah kebutuhan rumah tangga karena untuk keperluan rumah tangga kita sudah swasembada," kata Refrizal kepada JPNN, Jumat, (6/4).
Kalau pemerintah tidak ketat dalam mengawasi peredaran gula mentah itu, lanjut politisi PKS itu, maka gula mentah impor itu berpotensi merusak pasar dan merugikan jutaan petani tebu di Indonesia. "Pemerintah itu kan punya alat pengawas antara lain kepolisian dan Satgas internal di Kementerian Perdagangan. Mereka semua harus maksimal dalam mengawasi peredaran gula mentah itu. Jangan sampai terjadi penimbunan," harap anggota DPR dari Sumatera Barat itu.
Baca Juga:
JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR, Refrizal meminta pemerintah mengawasi secara ketat impor gula mentah (raw sugar) sebesar 143.500 ton oleh PT Perusahaan
BERITA TERKAIT
- Ikhtiar Petani Indramayu Dukung Upaya Pemerintah Stabilkan Pasokan & Harga Bawang Merah
- Prabowo-Gibran Bakal Pisahkan Ditjen Pajak dari Kemenkeu, Bamsoet Buka Suara
- Didimax Bagikan Tip Sukses Belajar Trading Forex untuk Pemula, Cek di Sini
- Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dari Sri Mulyani, tetapi Tetap Waspada
- Menkeu Sri Mulyani: Bea Masuk Turun 3,8 Persen
- Menaker Ida Fauziyah: Saya Senang Terima Info Lulusan BBPVP Bekasi Diminati Industri