Pemerintah Harus Awasi dan Mewaspadai Pergerakan 1,5 Juta Pemudik

Pemerintah Harus Awasi dan Mewaspadai Pergerakan 1,5 Juta Pemudik
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI.

Kedua, dengan tidak berlebaran di kampung halaman, warga perkotaan secara tidak langsung menunjukan keinginan mereka melindungi orang tua dan kerabat dari kemungkinan tertular Covid-19 yang mungkin saja dibawa warga perkotaan.

Kampung halaman atau desa dengan demikian tetap bersih dari virus corona. Artinya, pilihan tidak mudik oleh belasan atau puluhan juta orang itu menjadi bagian tak terpisah dari upaya bersama memutus rantai penularan Covid-19.

Kini, lanjutnya, setelah periode libur lebaran berakhir, kerja sama masyarakat dengan pemerintah dalam bentuk ketaatan semua orang pada protokol kesehatan (prokes) masih harus dilanjutkan.

Sebagaimana sudah menjadi pengetahuan bersama, perkembangan pandemi Covid-19 pada tingkat global masih memprihatinkan.

"Sejumlah negara, termasuk tetangga Indonesia, harus menerapkan lockdown lagi untuk merespons gelombang kedua pandemi Covid-19. Fakta ini harus menjadi faktor pendorong bagi semua elemen masyarakat Indonesia untuk terus bertahan pada posisi waspada. Siapa pun harus konsisten menerapkan prokes," sambungnya.

Dia mengatakan sejumlah fakta dan kecenderungan terkini patut digarisbawahi oleh masyarakat dan pemerintah, agar setiap orang makin paham mengapa waspada covid-19 menjadi keharusan yang tak bisa ditawar.

Mengacu pada tragedi di India, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan bahwa tahun kedua pandemi atau 2021, menjadi tahun yang lebih mematikan dibanding tahun pertama 2020.

Karena virus corona varian B.1.617 lebih ganas dan menyebabkan begitu banyak kematian di India, WHO menjadikan varian B.1.617 berstatus varian perhatian global atau variant of concern. Hingga jelang pertengahan Mei 2021, varian B.1.617 telah menyebar ke 49 negara.

"Kalau puluhan negara dimaksud lengah dan tidak konsisten menerapkan Prokes, varian B.1.617 bisa memicu krisis global," tambahnya.

Ada empat varian virus corona yang masuk dalam daftar untuk diamati dengan sangat serius. Selain varian B.1.617, tiga varian lainnya adalah B.1.1.7 yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Varian B.1.351 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Varian P.1 yang pertama kali terdeteksi di Brasil.

Semua elemen masyarakat diingatkan untuk tetap waspada dan taat prokes, karena tiga varian virus corona dalam daftar variant of concern itu sudah masuk Indonesia yang dibawa oleh turis asing.

Masing-masing adalah varian B.1.1.7, varian B.1.351 dan varian B.1.617. Fakta ini sudah dikonfirmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Sekali lagi, tentang akibat lengah atau tidak peduli Prokes di masa pandemi Covid-19, gambaran eksesnya adalah potret India hari-hari ini. Jumlah pasien yang mencapai 25,7 juta dengan total kematian 286.952 (data worldometer per 19 Mei 2021) menyebabkan situasi pandemi di sana menjadi sulit dikendalikan. Sedih dan pilu menyelimuti begitu banyak keluarga di negara itu karena ratusan jenazah tidak bisa mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya. banyak jenazah tidak bisa dimakamkan atau dikremasi, tetapi hanya diambangkan di sungai," tambahnya.

Bamsoet menegaskan apa yang terjadi di India harus menjadi pelajaran. Oleh karena itu, bersama pemerintah, semua elemen masyarakat harus berupaya dengan sungguh-sungguh agar pandemi Covid-19 di dalam negeri sekarang ini tidak memicu tragedi seperti di India.

Semua elemen masyarakat diingatkan untuk tetap waspada dan taat prokes setelah masih ada warga yang nekat pemudik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News