Pemerintah Harus Mempercepat Pembangunan di Perbatasan

"Saya marah. Saya bilang saya orang Indonesia dan di negara saya transaksi harus pakai rupiah. Tidak ada pakai begitu (dolar Singapura)," katanya.
Wakil ketua Dewan Pakar Partai Golkar itu menambahkan, masalah ini sedikit banyak mengganggu rasa nasionalisme.
Hal itu akibat banyaknya pihak asing yang sudah menguasai sektor ekonomi.
"Banyak villa yang pemiliknya orang asing. Transaksi-transaksinya sudah banyak menggunakan mata uang asing karena faktor ekonomi juga," jelasnya.
Dia menegaskan, Kepri sangat kaya akan budaya, sumber daya alam, sumber daya manusia.
Karena itu, harus diberikan prioritas pembangunan supaya tidak terjadi kesenjangan dengan negara tetangga.
"Pembangunan perbatasan harus jadi prioritas, biar tidak jadi kesenjangan, tidak tidak terjadi kecemburuan sosial. Sehingga orang perbatasan bangga menjadi Indonesia," paparnya.
Anggota MPR Abdurrachman Bahmid mengatakan, urgensi pembangunan perbatasan sangat penting.
Negara harus menyiapkan perangkat untuk memberikan perlindungan serta kemajuan pembangunan wilayah perbatasan.
- Soal Usulan Pemakzulan Gibran, Bung Komar Dorong MPR Bikin Tim Kajian
- Pabrik BYD Belum Beroperasi Secara Aktif, Tetapi Sudah Diganggu Ormas
- IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Instituional Domestik
- Gelar Bazar Murah di Subang, Waka MPR: Ringankan Beban Masyarakat
- Waka MPR Jajaki Peluang Investasi di Bidang Teknologi Karbon Rendah
- Dukung Eksistensi BPKH, Ketua MPR: Penting untuk Meringankan Biaya Haji