Pemerintah 'Merapat' ke Jepang, Ini Harapan Pemain Lokal Soal Mobil Listrik

Pemerintah 'Merapat' ke Jepang, Ini Harapan Pemain Lokal Soal Mobil Listrik
Presiden Jokowi saat melihat mobil listrik karya ITS dalam acara peresmian pengoperasian jalan tol Surabaya - Mojokerto, Selasa (19/12). Foto: Dika Kawengian/Jawa Pos

Secara tersurat, pernyataan raksasa otomotif Jepang itu lebih mendorong pada pengembangan kendaraan bermotor listrik di Indonesia ke arah definisi kendaraan bermotor yang sebagian saja penggeraknya menggunakan motor listrik, sebagain lain masih memanfaatkan pembakaran internal atau jenis hybrid. Dibandingkan ke arah pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai murni alias full EV.

Dalam hal ini, jelas berbeda dengan harapan Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) yang justru mendorong peengembangan mobil listrik yang sepenuhnya menggunakan sumber tenaga dari baterai sebagai sumber penggerak. Artinya langsung pada full electric vehicle.

BACA JUGA: BLITS, Mobil Listrik Karya UBL - ITS Akan Jelajahi Indonesia

"Hal tersebut dikarenakan, jika arah pengembangannya ke full EV maka pemain lokal tidak perlu lagi mengekor ke pemain asing, karena pemain lokal sudah memiliki kemampuan itu," kata Ketua MASKEEI, Soedjono Respati beberapa waktu lalu.

Soedjono menilai, itu akan berbeda jika arahnya ke hybrid terlebih dahulu. Karena, sumber lokal akan susah untuk mengejar teknologi mesin jenis internal combution.

"Dengan pengembangan ke full EV, pemain lokal memiliki kesempatan yang sama besarnya dengan pemain global lain dalam bersaing untuk masuk dan menggarap industri tersebut," tandas Soedjono.

Dengan demikian, semoga saja beleid kendaraan listrik yang ditunggu-tunggu, benar-benar membawa definisi yang sama, yakni pengembangan yang bersumber dari baterai murni termasuk penawaran kesempatan yang sama ke pemain lokal.

Memang, aturan yang tertuang dalam draf Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan yang saat ini masih menunggu ketok palu itu, tertahan karena masih terjadi silang pendapat dari pelbagai kepentingan.

Terlepas dari beleid mobil listrik yang tak kunjung terbit hingga saat ini, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mulai menyosialisasikan kesiapan regulasi tersebut ke raksasa otomotif Jepang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News