Pemerintah Pusat Keliru soal Data Jumlah Pasien Corona di Semarang, Ganjar: Jangan Membingungkan

Pemerintah Pusat Keliru soal Data Jumlah Pasien Corona di Semarang, Ganjar: Jangan Membingungkan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat acara Ngompol JPNN.com di Kantor JPNN.com, Jakarta, Rabu (12/8). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta Pemkot Semarang segera mengklarifikasi data COVID-19 dengan pemerintah pusat.

Pasalnya, jumlah kasus positif yang diumumkan Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 berbeda dengan data di Kota Semarang.

Sebelumnya, Kota Semarang beberapa kali disebut sebagai penyumbang kasus positif COVID-19 tertinggi nasional. Juru Bicara Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito pada Selasa (8/9) mengatakan, Kota Semarang menjadi daerah tertinggi COVID-19 dengan jumlah kasus positif 2.591.

Padahal dalam website resmi COVID-19 Kota Semarang menyebutkan, jumlah kasus positif pada hari yang sama hanya 507.

"Saya minta Pemkot Semarang melakukan komunikasi. Harus diklarifikasi biar tidak membuat gaduh," kata Ganjar ditemui di kantornya pada Rabu (9/9).

Ganjar juga sempat menanyakan perihal perbedaan data itu kepada Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dari penjelasannya, diketahui bahwa memang terjadi perbedaan data yang sangat signifikan antara pusat dan daerah.

"Pak Hendi (Hendrar Prihadi) bilang, datanya belum diupdate oleh Pak Wiku (Jubir Satgas COVID-19 Pusat). Mungkin Pak Wiku juga penting untuk mengupdate data biar tidak membingungkan," ucapnya.

Ganjar juga mengatakan sudah menerima laporan secara detail dari Wali Kota Semarang terkait kasus COVID-19.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegur pemerintah pusat yang tidak meng-update data terbaru jumlah pasien corona di Semarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News