Pemerintah Selidiki Kondisi Perbudakan di Sejumlah Perkebunan Australia

Dalam investigasi ABC itu terungkap sejumlah pekerja Baiada bekerja selama 18 jam perhari, 7 hari seminggu. Ini melanggar ketentuan ketenagakerjaan di Australia.
Dua orang pekerja yang tadinya direkrut langsung oleh Baiada mengaku menerima tingkat gaji 25 dolar perjam. Namun kemudian keduanya dialihkan tanggung jawabnya kepada agen penyalur tenaga dan tinggal menerima 18 dolar perjam.
Dilaporkan bahwa ada pekerja yang hanya menerima 13 dolar perjam, jauh di bawah ketentuan UMR.
Sumber ABC menyebutkan pekerja wanita di Baiada ditekan untuk memproses daging ayam dengan cepat, di antaranya mencapai 47 ekor ayam permenit.
Produk Baiada dijual oleh jaringan supermaket Coles dan Woolworths serta menyuplai pasokan daging ayam untuk jaringan resgtoran cepat saji Red Rooster dan KFC.
Baiada merupakan perusahaan daging ayam terbesar di Australia dengan nilai mencapai 1,3 miliar dolar pertahun.
Anggota parlemen Australia Keith Pitt mendesak pemerintah untuk menerjunkan petugas yang menyamar menjadi pekerja asing untuk membongkar kondisi perbudakan tersebut.
Sejauh ini pihak Baiada tidak bersedia memberikan komentar.
Pemerintah akan menyelidiki laporan adanya kondisi perbudakan yang dialami para pekerja asing di sejumlah perkebunan di Australia. Komisi Senat akan
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas