Pemohon Visa Permanen Protes Kebijakan Prioritas Pemerintah Australia

Pemohon Visa Permanen Protes Kebijakan Prioritas Pemerintah Australia
Ratusan orang yang mengajukan permohonan visa permanen melakukan protes di Adelaide hari Minggu. (Supplied)

Ragab Youssef merasa marah dan kecewa karena proses pengajuan visa untuk jadi 'permanent resident' di Australia membutuhkan waktu yang lama.

Kemudian Pemerintah Federal Australia mengumumkan akan memberi prioritas kepada mereka yang mengajukan visa dari luar negeri, sehingga bisa lebih banyak yang datang ke Australia.

""Ini tidak adil bagi saya," kata Raqab kepada ABC.

"Saya menyokong perekonomian Australia, membayar pajak, bekerja keras dan tidak mendapat subsidi atau bantuan apa pun dari pemerintah, dan akhirnya proses visa saya lebih lama hanya karena saya sudah berada di Australia."

Menteri Imigrasi, Kewarganegaraan dan Masalah Multibudaya, Andrew Giles mengumumkan departemennya akan memberi prioritas bagi pengajuan visa pekerja terampil, visa pelajar dan juga visa turis yang diajukan dari luar negeri.

Pengalihan prioritas diberikan "sehingga akan lebih banyak orang bisa tiba di Australia dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi kekurangan pekerja," demikian pernyataan Pemerintah yang dikeluarkan akhir Juli lalu.

Raqab mengatakan proses yang lama bagi pemohon yang sudah ada di Australia menimbulkan kecemasan dan rasa tidak menentu soal masa depan mereka.

Insinyur listrik pertambangan asal Mesir tersebut mengatakan sejak ia mengajukan permohonan visa'Regional Skilled' 887 di bulan Oktober 2020, ia berharap prosesnya berlangsung antara 22 sampai 25 bulan.

Frustrasi sudah menunggu sampai dua tahun untuk proses pengajuan visa 'permanent resident',  mereka yang masih masih mengantungi visa sementara di Australia marah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News