Pemulung di Pintu Air Manggarai Dapat Rezeki Nomplok

Pemulung di Pintu Air Manggarai Dapat Rezeki Nomplok
Pemulung di Pintu Air Manggarai memilah sampah botol plastik. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty

jpnn.com, JAKARTA - Tidak semua orang menganggap banjir sebagai musibah. Pemulung di Pintu Air Manggarai, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat misalnya.

Para pemulung mendapat penghasilan lebih ketika banjir yang terjadi saat musim hujan. Mereka berkumpul mencari sampah yang bisa didaur ulang untuk dijual kembali.

"Ada pemulung yang cerita waktu banjir awal tahun kemarin bisa dapat Rp 1 juta, ada juga yang Rp 500 ribu dari memulung sampah-sampah anorganik yang bernilai ekonomi," kata Pengawas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air (UPKBA) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Prasetyo, saat ditemui Senin (20/1).

Prasetyo mengatakan jika air di Pintu Air Manggarai normal yakni ketinggian 700 cm, jumlah pemulung hanya ada tiga orang. Tetapi pada saat banjir, pemulung yang datang bisa mencapai 10 orang lebih.

"Rata-rata pemulung di Pintu Air Manggarai adalah warga sekitar, jarang ada orang dari luar," katanya.

Menurut Prasetyo, saat banjir sampah-sampah yang dikumpulkan oleh pemulung tidak hanya botol plastik yang bisa didaur ulang, tapi sampah lainnya seperti kulkas, televisi, tabung gas, dan kayu-kayu yang berasal dari rumah warga yang hanyut diterjang banjir.

Penemuan benda-benda tersebut di antara sampah-sampah yang mengapung di Pintu Air Manggarai menjadi milik pemulung yang menemukannya, kadang benda-benda tersebut dijual kembali atau dipakai untuk kebutuhan sendiri.

"Misalnya mereka pernah dapat tabung gas, bisa mereka jual seharga Rp 150 ribu," katanya.

Saat banjir, pemulung yang datang ke Pintu Air Manggarai mencapai 10 orang lebih untuk mengais sampah yang bisa didaur ulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News