Pencabutan Subsidi BBM untuk Ekonomi Indonesia Lebih Maju

Pencabutan Subsidi BBM untuk Ekonomi Indonesia Lebih Maju
Pencabutan Subsidi BBM untuk Ekonomi Indonesia Lebih Maju

jpnn.com - JAKARTA -  Pihak pengusaha terus mendorong kenaikan pencabutan harga BBM bersubsidi dari Indonesia. Hal tersebut disebut untuk memberikan dorongan kepada ekonomi Indonesia yang melamban.

Dengan pencabutan subsidi tersebut, masyarakat Indonesia bisa belajar untuk hidup tanpa subsidi dan lebih mandiri.
    
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Natsir Mansyur mengungkapkan, pencabutan subsidi BBM merupakan kebijakan yang tak bisa dihindari.

Pasalnya, hal tersebut merupakan salah satu tahap yang dibutuhkan untuk mempercepat proses Indonesia menuju tahap negara maju. Salah satu yang biasa dilakukan dalam negara maju adalah membiasakan diri terhadap barang non subsidi.
    
"Sebenarnya, mau pemerintahan sekarang atau pemerintahan baru, BBM pasti naik. Kami dari Kadin bersikap sekalian saja dicabut subsidinya. Dengan begitu, masyarakat bisa terbiasa untuk mengonsumsi BBM dengan harga keekonomian, "  jelasnya kepada Jawa Pos kemarin (6/9).
    
Dia menambahkan, pencabutan subsidi BBM bisa memberikan Indonesia dorongan untuk mencapai tahap ekonomi selanjutnya. Pada tahap awal, kenaikan harga BBM bakal mendorong kenaikan harga produk dan jasa di Indonesiasekitar 10-15 persen.

Dengan harga tersebut otomatis masyarakat bepenghasilan tetap bakal mengurangi konsumsinya.
      
"Kalau konsumsi dikurangi tentu industri juga kembali mengkoreksi produksinya. Nah, dari situ akan terjadi pembiasaan masyarakat terhadap harga baru barang-barang serta harga BBM yang sudah dua kali lipat. Itu artinya bakal ada equilibrium baru dalam ekonomi Indonesia,'' jelasnya.
    T
Terkait potensi protes, dia menungkapkan sebenarnya pihak pengusaha tak akan memprotes. Sebab, yang diinginkan oleh pengusaha adalah kepastian dalam perhitungan usaha.   "Meski BBM naik dua kali lipat pun kami terima. Tinggal hitung biaya produksi saja lalu jalan lagi usahanya,   ungkapnya.
    
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto menyatakan, dampak inflasi karena pencabutan BBM tak seberapa besar. Jika subsidi BBM dicabut penuh, tambahan inflasi hanya mencapai 0,6 persen saja.

''Kalau ditotal mungkin inflasi 2014 hanya tujuh koma sekian saja. Itu artinya tidak sampai dua digit yang notabene berbahaya,'' paparnya.
    
Ditambah lagi, lanjut dia, dampak inflasi yang biasa berupa kenaikan harga barang sebenarnya bisa diimbangi dengan kebijakan lain. Menurutnya, pemerintah sudah mengeluarkan sekitar Rp1 triliun per hari untuk subsdi BBM. Dana tersebut sebenarnya bisa digunakam untuk sektor lain yang menyentuh langsung masyarakat yang bbenar-benar terdampak inflasi.
    
''Jadi, inflasi bakal terjadi, tapi beeberapa masyarakat bakal mendapatkan pekerjaan. Sedangkan, bagi masyarakat yang tak mampu bisa mendapatkan bantuan langsung yang jumlahnya pasti lebih besar. Dengan begitu, bisa saja setiap daerah diberi dana Rp 5 triliun untuk meningkatkan infrastruktur. Menurut kami itu lebih berguna daripada harus dibakar dengan bensin yang kebanyakan dikonsumsi pleh masyarakat mampu," jelasnya. (bil)


JAKARTA -  Pihak pengusaha terus mendorong kenaikan pencabutan harga BBM bersubsidi dari Indonesia. Hal tersebut disebut untuk memberikan dorongan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News