Pencemaran Parasetamol Jadi Masalah di Teluk Jakarta, Begini Kata Peneliti
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Etty Riani menanggapi isu temuan pencemaran parasetamol di beberapa titik di Teluk Jakarta.
Menurut dia, penjualan yang bebas menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya pencemaran.
"Barangkali, nanti perlu kajian bersama apakah perlu meninjau peredaran penjualan parasetamol karena saat ini merupakan obat bebas," kata Etty dalam media briefing secara virtual, Selasa (5/10).
Parasetamol, kata Etty, memang menjadi andalan masyarakat karena dianggap bisa menghilangkan demam secara instan.
Tak hanya itu, parasetamol juga mudah ditemukan di warung-warung terdekat.
Namun, di negara maju telah membatasi peredaran parasetamol. Menurutnya, Indonesia juga perlu mengambil langkah yang sama.
Selain itu, untuk meminimalisir pencemaran perlu juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan.
Etty menjelaskan temuan pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta tidak dalam jumlah banyak dan bisa hilang dengan sendirinya.
Meski begitu, Etty menegaskan parasetamol adalah obat yang bisa menjadi racun bagi lingkungan.
"Kita sebaiknya melakukan sosialisasi secara kontinu bahwa obat ini adalah racun yang bisa menjadi emerging pollutant kalau sudah ada di lingkungan," tegas Etty. (mcr9/jpnn)
Peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dari IPB Etty Riani menanggapi isu temuan pencemaran parasetamol di beberapa titik di Teluk Jakarta.
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Dea Hardianingsih
- Membangun Peradaban Cinta Lingkungan
- Buka Festival Pengendalian Lingkungan 2024, Menteri Siti Singgung Penggabungan 2 Kementerian
- Himpunan Alumni Sekolah Bisnis IPB Tebar Kebaikan Ramadan Bersama Hafidz & Hafidzah
- Tim FH Universitas Trisakti Ikuti Kompetisi Peradilan LH Tingkat Dunia, Begini Harapan Menteri Siti
- Vietnam Kembangkan Teknologi Modern untuk Memantau Lingkungan Hidup
- Startup Cleansheet Beri Beasiswa Bagi Mahasiswa IPB, Targetkan Biayai 1.000 Pelajar