Peneliti Australia Beberkan Potensi Masalah Terkait Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

"Presiden atau siapapun mau ngomong apapun, mau marah-marah gimanapun, kalau logistiknya enggak ada, kalau barangnya saja enggak ada, gimana caranya kita mau lebih cepat?"
Ines memberikan contoh negara Inggris dan Amerika Serikat yang dinilainya memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih canggih dari Indonesia, namun belum bisa menyerap target vaksinasi 20 juta orang pada akhir tahun 2020.
Target vaksinasi di Indonesia adalah 70 persen dari total populasi atau sekitar 190 juta orang, artinya Indonesia harus mengamankan setidaknya 380 juta dosis vaksin COVID-19.
Menurutnya perlu ada upaya untuk memperbanyak tempat vaksinasi, seperti di Australia yang rencananya akan bisa dilakukan oleh apoteker.
"Karena kalau tempat vaksinasinya terbatas, tempat-tempat itu akan menjadi titik kerumunan dan di sana bisa terjadi penularan."
Potensi masalah yang lain menurut Ines adalah terkait empat jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia.
"Harus dipastikan orang yang mendapatkan vaksin A untuk dosis pertama, akan mendapatkan vaksin yang sama untuk dosis yang kedua."
Itu artinya, tempat vaksinasi X, misalnya, harus memiliki jumlah dosis yang cukup untuk individu yang terdaftar untuk divaksinasi sesuai dengan jenis vaksinnya.
Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima vaksin COVID-19 di Indonesia, bersama dengan sejumlah perwakilan dari kalangan pejabat publik, tenaga kesehatan, tokoh agama dan tokoh publik lainnya
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..