Peneliti Melbourne Manfaatkan Realitas Virtual Untuk Atasi Kecanduan


Fasilitas yang diberi nama BrainPark itu memanfaatkan neuroscience yang dipasangkan dalam program realitas virtual (VR) dan latihan intensitas tinggi untuk mendiagnosis dan mengobati orang-orang yang menderita gangguan kompulsif, tanpa menggunakan obat-obatan.
"Terapi virtual reality adalah pengubah keadaan bagi penyakit mental," kata Dr Rebecca Seagrave, Direktur BrainPark.
"Alat ini dapat menempatkan seorang dokter, klien dan kebiasaan mereka bersama-sama dalam zona kecanduan yang realistis, di mana mereka dapat bekerja untuk melatih kembali tanggapan baru terhadap ganja, alkohol, perjudian, atau amfetamin.
"Sekarang mereka memiliki seluruh perpustakaan dari situasi pemicu masalah kecanduan yang benar-benar sulit untuk diakses di dunia nyata, yang dapat tersedia di kantor seorang dokter hanya dengan jentikan sebuah saklar."
Kecanduan dapat diuji dalam lingkungan virtual
Melalui sistem realitas virtual, orang-orang yang menderita OCD yang terkontaminasi dapat menantang diri mereka sendiri untuk menghadapi pemicu mereka, dengan membuat dapur dan kamar mandi lebih kotor.
Pecandu judi dapat diuji di ruang aman dengan masuk ke tempat mesin poker tiruan.
"Kita dapat mengukur respons otak fisiologis manusia terhadap berbagai aspek perjudian dalam lingkungan virtual dan melihat aspek perjudian mana yang paling terlibat dalam perilaku kecanduan mereka," kata Dr. Seagrave.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas