Penerapan Teknologi Pertanian Makin Memikat Anak Muda

Penerapan Teknologi Pertanian Makin Memikat Anak Muda
Traktor alat pemanen. Foto dok Kementan

Hal senada juga disampaikan Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Aldila (23) yang mengaku senang dengan perlengkapan bertani yang dipamerkan pemerintah melalui launching 4.0 di Sidoarjo.

"Saya kan bukan anak pertanian basicnya, tapi saya jadi seneng dengan pertanian. Apalagi saya melihat langsunh teknologi yang ada. Dari sini, saya juga punya pengalaman baru," katanya.

Lebih dari itu, gadis yang menempuh studi di Fakultas Bahasa dan Seni ini juga mengaku bangga dengan sosok Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang mau mendengar keluh kesah petani setempat.

"Buat saya dan juga buat pak Menteri jadi sama-sama tau hambatan apa saja yang dihadapi petani. Kemudian saya juga bangga karena respon Kementan cukup solutif dalam menjawab tantangan petani," tukasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian mendorong penggunaan teknologi perlengkapan alat mesin pertanian (Alsintan) seperti autonomous tractor, drone sebar benih, drone sebar pupuk granule, alsin panen olah tanah terintegrasi dan penggunaan obot tanam untuk memacu pertumbuhan produksi.

Setidaknya, cara ini berdampak langsung pada efisiensi waktu dan biaya hingga 40 persen untuk pengolahan tanah, 20 persen untuk proses penanaman dan 28,6 persen untuk penyiangan.

Selain itu, penggunaan mesin transplanter dengan metode tanam Jajar Legowo 2:1 juga sangat menghemat waktu, tenaga dan biaya produksi.

Mentan Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa metode ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas sampai 0,3-1,8t atau 3,5–30,6 persen. Secara finansial, pola ini juga terbukti telah meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 1,3 juta hingga Rp 5 juta, atau dengan kata lain meningkat sebesar 19,10 hingga 41,23.

Modernisasi pertanian juga sukses meningkatkan kesejahteraan pada Nilai Tukar Petani (NTP) maupun Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News