Pengakuan Pecandu Sabu Australia Soal Hutangnya yang Capai Rp 800 Juta

Dari luar, Chris tampak memiliki kehidupan normal. Ia terlihat bahagia, sehat dan punya pekerjaan bagus dengan bayaran tinggi. Tapi baru-baru ini, Chris (bukan nama sebenarnya) mengungkap perjuangannya menghadapi kecanduan sabu kristal.
Hal itu dilakukannya sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa tak semua pecandu narkoba lari dari tanggung jawab sehari-hari.
Baru-baru ini, Chris berbicara jujur kepada salah seorang sahabatnya tentang kecanduan sabu yang ia alami.
Seorang pria telah mengungkapkan kecanduan sabunya untuk menunjukkan bahwa kecanduan narkoba bisa mempengaruhi orang dari segala latar belakang sosial-ekonomi.
Ia percaya, tak ada satu kawan-pun yang menyadari kecanduannya.
"Tentu saja, tiga pengedar narkoba saya tahu," katanya.
"Yap, tiga. Anda selalu membutuhkan lebih dari satu karena ketika satu kehabisan stok, Anda menghubungi lainnya. Pengedar sangat tidak bisa diandalkan. Anda menghubungi mereka semua dan melihat siapa yang mengirim pesan balasan pertama kali," jelas Chris.
Chris berusia akhir 30-an, ia punya pekerjaan bergaji tinggi di sektor teknologi dan selalu berhasil menjaga rahasia kecanduannya.
Dari luar, Chris tampak memiliki kehidupan normal. Ia terlihat bahagia, sehat dan punya pekerjaan bagus dengan bayaran tinggi. Tapi baru-baru
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas