Pengamat: Aksi Terorisme Sudah 48 Kali Terjadi di Indonesia

Pengamat: Aksi Terorisme Sudah 48 Kali Terjadi di Indonesia
Beginilah kondisi pos jaga yang diserang teroris di Mapolda Sumut dini hari tadi. Foto: sumutpos/jpg

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Terorisme Mardigu Wowik Prasantyo menilai aksi terorisme sudah lama menjadikan anggota kepolisian sebagai target serangan. Paling tidak sejak Abu Bakar Ba'syir ditangkap 2011 lalu.

"Polisi sudah lama menjadi target, sejak Ba'syir ditangkap 2011 lalu. Dengan gerakan amaliyah tersebut ini perintah ISIS di bawah Al Baghdadi dan Badrun Naim dari Suriah," ujar Mardigu kepada JPNN, Senin (26/6).

Karena itu, menurutnya, belajar dari aksi yang semakin berani, bahkan menyerang Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut) Minggu (25/6) dini hari kemarin, kepolisian perlu semakin meningkatkan pengamanan.

"Aksi serangan terorisme sudah terjadi sejak tahun 2000 lalu. Tercatat ada 48 penyerangan. Tapi baru kali ini dilakukan persis di saat Lebaran," ucap Mardigu.

Saat ditanya apakah ada kaitan antara penyerangan di Mapolda Sumut dengan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, jelang Ramadan lalu, Mardigu menilai pelaku belum tentu saling mengenal. Namun kemungkinan memiliki jaringan yang sama.

"Secara aksi, ini gerakan sel. Belum tentu kenal dengan pelaku teror di Kampung Melayu. Saya kira enggak ada kaitannya dengan kasus di Marawi, Filipina," pungkas Mardigu.(gir/jpnn)


Pengamat Terorisme Mardigu Wowik Prasantyo menilai aksi terorisme sudah lama menjadikan anggota kepolisian sebagai target serangan. Paling tidak


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News