Pengamat Ini Sebut Duet Ganjar-Prabowo Sulit Terealisasi, Begini Analisisnya

Pengamat Ini Sebut Duet Ganjar-Prabowo Sulit Terealisasi, Begini Analisisnya
Foto Arsip - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) bertemu dengan Ganjar Pranowo di ruang tunggu bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden-Laily Rachev/pri)

jpnn.com - SURABAYA - Wacana duet Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto mencuat di Pilpres 2024 mencuat di publik.

Menurut dia, wacana duet Ganjar-Prabowo itu terkendala oleh sejumlah faktor. “Pertama, partai politik. Kedua, tingkat elektabilitas. Ketiga, faktor historis, dan keempat, kombinasi nasionalis religius," kata Fahrul kepada ANTARA melalui sambungan telepon di Surabaya, Senin (25/9).

Dia menjelaskan soal faktor parpol, yakni PDIP dan Partai Gerindra. Dua partai itu sama-sama memiliki basis massa besar, dan menginginkan menjadi pemenang Pemilu 2024.

"Tidak semata-mata ambisi dari Pak Ganjar maupun Pak Prabowo, tetapi lebih kepada kekuatan partai yang menurut saya realistis dari kedua belah pihak," ungkapnya.

Faktor kedua, kata dia, melihat dari tingkat elektabilitas Ganjar dan Pranowo. Sebab, dua sosok bakal calon presiden itu sama-sama memiliki persentase angka elektabilitas yang sama-sama kuat.

"Artinya, selisih elektabilitas dari satu bakal calon presiden dengan lainnya tidak signifikan, kalau dalam kajian survei masih dianggap setara, jadi, saling berpotensi menyalip," ucapnya.

Aspek historis melihat pada rekam jejak Prabowo Subianto yang sudah punya pengalaman terjun sebagai peserta di dua edisi pilpres, yakni 2014 dan 2019.

"Tentu gengsi dan berat kalau beliau merelakan menjadi wakilnya Pak Ganjar," kata Fahrul.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya Fahrul Muzaqqi menilai peluang duet Ganjar - Prabowo di Pilpres 2024 sulit terealisasi. Ini analisisnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News