Pengamat Minta Metode Pelajaran Agama Dibenahi
Di sisi lain, guru besar Universitas Islam Negeri (UN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bambang Pranowo menjelaskan bahwa fenomena intoleransi di kalangan pelajar karena ada kekosongan di beberapa fase soal citizenship.
“Ada kekosongan tentang kewarganegaraan, apalagi tentang Pancasila,” kata Bambang.
Menurutnya, semua pihak harus menanamkan keberagaman yang damai, menggambarkan wawasan kebangsaan dan kebhinekaan kepada para pelajar. “Karena hal-hal positif itu harus ditanamkan sejak dini,” kata Bambang.
Guru besar senior ini mencontohkan soal Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). “Konsep-konsepnya sebenarnya baik, namun karena sangat indoktrinatif, P4 dihilangkan,” kata Bambang. Padahal semestinya, harus tetap ada, hanya segi-segi negatifnya harus dihilangkan. (jos/jpnn)
JAKARTA – Pendidikan agama dan seleksi guru agama lebih realistis dibenahi agar pelajar tidak bersikap radikal. Pedoman Penghayatan dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar
- Sumbangsih MMSGI Ciptakan Pendidikan yang Inklusif