Pengungsi Rohingya di Indonesia: Kami Salah Apa?

Pengungsi Rohingya di Indonesia: Kami Salah Apa?
Sejak pekan lalu, sudah puluhan ribu etnis Rohingya mengungsi dari Negara Bagian Rakhine. Foto: AP

Bahkan, dalam salah satu video berdurasi tiga menit yang dia tunjukkan kepada Jawa Pos, terdengar berondongan peluru yang akhirnya membuat warga suatu kampung berlarian ke luar rumah. Menuju ke pematang sawah dan masuk menuju semak belukar yang dipenuhi pepohonan.

Ada 13 pria Rohingya yang berada di Aparna Puspa Agro dan mengantongi kartu pengungsi dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Mereka sudah berada di tempat tersebut lebih dari tiga tahun.

Hidup di pengungsian dan tak bisa berkirim kabar dengan keluarga di rumah yang tengah dalam tekanan penguasa tentu saja sangat membuat hati mereka berkecamuk.

”Dulu rumah kami diambil, motor kami diambil, orang-orang dipukuli, dan sekarang orang-orang mulai ditembaki dan dibunuh. Kami salah apa?” kata Mohammad Suaib, rekan sesama pengungsi Hussein.

Suaib mengaku putus komunikasi dengan keluarganya di Maungdaw sejak 25 Agustus lalu. Menurut dia, yang terjadi saat ini di Rakhine merupakan peristiwa terparah sejak dia meninggalkan Myanmar pada 2005.

Baik Hussein maupun Suaib mengaku sangat kecewa dengan sikap Penasihat Negara Aung San Suu Kyi yang seolah menutup mata atas penindasan kepada etnis Rohingya.

Padahal, dahulu, Nobelis Perdamaian itu begitu getol menyuarakan hak warga negara dan demokrasi. Khususnya terhadap etnis mayoritas di Myanmar yang tertindas.

”Sekarang sudah dapat Nobel, dia malah diam. Semua orang di sini (pengungsi di Aparna Puspa Agro) dan di rumah saya kecewa,” ungkapnya.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News