Pengunjuk Rasa di Gedung Parlemen Australia Disidang

Mereka juga membuat sebuah pernyataan, yang mengatakan sudah saatnya Pemerintah Australia menutup pusat penahanan imigrasi lepas pantai.
Keempat perempuan dan tiga pria tersebut mengatakan bahwa mereka mengaku tak bersalah atas tuduhan merusak properti negara dan menuntut hak mereka untuk didengarkan oleh seorang juri.
Sally Hunter, seorang anggota kelompok tersebut, juga membacakan sebuah pernyataan tentang kejadian di Gedung Parlemen itu.
Ia mengatakan bahwa kelompok tersebut pergi ke Gedung Parliamen untuk berbicara langsung dengan perwakilan mereka guna mengatakan bahwa "mereka terlibat dalam pemerkosaan, penyiksaan, dan penganiayaan anak terhadap orang-orang yang tidak bersalah yang ditahan tanpa batas waktu".
Cammy Hill, anggota lainnya dari kelompok itu, menyebut bahwa Australia telah menjadi "pelopor dunia dalam urusan kekejaman".
Ia mengatakan bahwa para aktivis telah berusaha bertahun-tahun untuk "didengarkan melalui cara yang lebih konvensional" namun mengatakan "metode ini tak cukup lagi".
Ketujuh pengunjuk rasa dibebaskan dengan jaminan, dan menghadapi sidang selanjutnya akhir bulan Juli.
Tujuh orang yang dituntut setelah diduga menempelkan tangan mereka dengan lem ke pagar Gedung Parlemen Australia -selama sesi Question Time (sesi tanya jawab semacam sidang interpelasi) berlangsung -telah diadili di Pengadilan Tinggi W
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina