Pengunjuk Rasa di Gedung Parlemen Australia Disidang
Mereka juga membuat sebuah pernyataan, yang mengatakan sudah saatnya Pemerintah Australia menutup pusat penahanan imigrasi lepas pantai.
Keempat perempuan dan tiga pria tersebut mengatakan bahwa mereka mengaku tak bersalah atas tuduhan merusak properti negara dan menuntut hak mereka untuk didengarkan oleh seorang juri.
Sally Hunter, seorang anggota kelompok tersebut, juga membacakan sebuah pernyataan tentang kejadian di Gedung Parlemen itu.
Ia mengatakan bahwa kelompok tersebut pergi ke Gedung Parliamen untuk berbicara langsung dengan perwakilan mereka guna mengatakan bahwa "mereka terlibat dalam pemerkosaan, penyiksaan, dan penganiayaan anak terhadap orang-orang yang tidak bersalah yang ditahan tanpa batas waktu".
Cammy Hill, anggota lainnya dari kelompok itu, menyebut bahwa Australia telah menjadi "pelopor dunia dalam urusan kekejaman".
Ia mengatakan bahwa para aktivis telah berusaha bertahun-tahun untuk "didengarkan melalui cara yang lebih konvensional" namun mengatakan "metode ini tak cukup lagi".
Ketujuh pengunjuk rasa dibebaskan dengan jaminan, dan menghadapi sidang selanjutnya akhir bulan Juli.
Tujuh orang yang dituntut setelah diduga menempelkan tangan mereka dengan lem ke pagar Gedung Parlemen Australia -selama sesi Question Time (sesi tanya jawab semacam sidang interpelasi) berlangsung -telah diadili di Pengadilan Tinggi W
- Vina Setelah 8 Tahun: Cerita yang Belum Selesai
- Dunia Hari Ini: Sekolah Milik PBB Diserang Israel, 40 Warga Palestina Tewas
- Ribuan Orang Melakukan Unjuk Rasa Menolak Tabungan Perumahan Rakyat
- Dunia Hari Ini: Politisi Inggris Disiram Milkshake Saat Berkampanye
- Dunia Hari Ini: Modi Klaim Menang Pemilu India, tetapi Tak Sesuai Harapan
- Dunia Hari Ini: Warga Asing Bakal Diizinkan Bergabung Militer Australia