Penjara Rottnest Island, Kisah Kelam Orang Aborigin di Australia Barat
Para tahanan yang dimakamkan di sini merupakan sebagian dari hampir 4 ribu pria dewasa dan anak-anak Aborigin dari berbagai wilayah di Australia Barat yang dipenjarakan di Rottnest Island antara tahun 1838 hingga 1931.
Ketika pendatang kulit putih tiba dengan kapal sampai ke daerah Derbarl Yerrigan, atau Swan River, pada Juni 1829, warga Whadjuk dari suku Noongar menganggap orang kulit sebagai nenek moyang orang Aborigin yang muncul dari dunia roh untuk melindungi mereka.
"Mereka pikir orang kulit itu hidup di bawah laut hingga kulitnya diputihkan," kata Dr Noel Nannup, dari Edith Cowan University.
Tapi para pendatang itu ternyata tetap tinggal. Seruan disebarkan mulai dari daerah Fremantle ke Upper Swan: "Worra! Kumpulkan keluargamu dan pergilah dari marabahaya."
Dampak tinggalnya pendatang kulit putih pada masyarakat lokal itu segera tampak.
"Tiba-tiba bermunculan pagar, warga setempat diusir dari tanah mereka dan kami pun terpinggirkan," kata Karen Jacobs, seorang wanita Noongar dan mantan anggota Dewan Pulau Rottnest.
"Kemudian mereka mulai memberlakukan hukum yang menghakimi kami, padahal kita sudah punya struktur pemerintahan sendiri selama ribuan tahun lamanya," jelasnya.
Pulau Rottnest Island dilepas pantai Fremantle, Australia Barat, saat ini merupakan tujuan wisata populer. Namun tak banyak yang tahu bahwa pulau
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day