Penumpang Sesak di Dada, Batik Air Alihkan Pendaratan

Penumpang Sesak di Dada, Batik Air Alihkan Pendaratan
Maskapai Batik Air. Foto Ricardo/jpnn.com

Danang menjelaskan kira-kira 120 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Mozes Kilangin, ada salah satu tamu laki-laki berinilisal MN (21) yang duduk di nomor kursi 15D mengaku sesak di bagian dada.

“Hal ini disampaikan oleh tamu yang duduk di 15F yang meminta bantuan kepada awak kabin,” kata Danang.

Menurutnya, Pimpinan Awak Kabin atau Senior Flight Attendant (SFA) Syarifah Sari Dewi bersama kru lainnya menghampiri langsung guna mengetahui kondisi aktual MN.

SFA segera melakukan pengumuman apakah dalam penerbangan terdapat profesi dokter setelah mendapatkan informasi detail dan pengamatan terhadap penumpang.

Ternyata, dalam penerbangan ID-6187 itu terdapat tenaga medis (kesehatan), yang menunjukkan identitas resmi dan tanda profesi.

“Dokter dimaksud berkoordinasi dan bekerja sama dengan awak kabin dalam penangangan MN,” jelasnya.

Danang menjelaskan berdasar prosedur kerja penanganan penumpang, awak kabin segera memberikan POB atau tabung oksigen portabel.

“Dengan tindakan melonggarkan pakaian yang mengikat, membersihkan wajah penumpang, menyandarkan kursi, serta memasangkan masker oksigen,” ujarnya.

Danang menjelaskan dalam situasi seperti itu dan guna memberikan pelayanan terbaik, Pilot Capt. Made Betha Yoga Pradnyana setelah berkoordinasi dengan awak kabin memutuskan untuk melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke bandara terdekat, yakni Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Pengalihan pendaratan dilakukan karena ada salah satu penumpang yang mengalami sesak di bagian dada membutuhkan pertolongan. Namun, Batik Air mendapat kabar dari pihak rumah sakit di Makassar bahwa penumpang tersebut meninggal dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News