Penyekapan Anak di Makassar: Kabur dengan Sebatang Besi

Penyekapan Anak di Makassar: Kabur dengan Sebatang Besi
Tiga bocah itu sudah tak tahan disekap. AW alias OW (10), FN alias US (5), dan DV (2), kini dalam perlindungan KPPA Makassar. Foto: fajaronline

jpnn.com, MAKASSAR - Dugaan kasus penyekapan anak muncul di Kota Makassar. Tiga bocah, OW (11), US (5) dan DV (2,5) berhasil kabur dari rumah orang tua angkatnya di Jalan Mirah Seruni, Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (16/9) malam.

Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar Tenri A Palallo mengungkapkan, ketiga bocah berhasil kabur dari rumah dengan mencungkil gembok pintu menggunakan sebatang besi.

Ketiganya bahkan disebutkan kerap dianiaya. Seperti dipukuli hingga tak diberi makan. "Menurut cerita anak ini mereka kabur dengan cara mencungkil pintu menggunakan besi yang biasa digunakan ibu angkatnya untuk memukul mereka," kata Tenri saat memberikan keterangan di Makassar, Senin (17/9).

Saat berhasil keluar, warga yang menemukan US dan DV langsung melaporkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Sedangkan OW belum diketahui keberadaannya usai melarikan diri ke arah Jalan Penggayoman di waktu yang sama.

"Tiba-tiba ada warga ke sini mengadu. Tim reaksi cepat (TRC) P2TP2A langsung ke lokasi membawa anak-anak ke P2TP2A. Kami akan membawa ke rumah aman untuk recovery mentalnya. Sementara kakaknya belum diketahui di mana," terang Tenri.

Kondisi korban US dan DV saat ditemukan sangat memprihatinkan. Di sekujur tubuhnya terdapat luka lebam hingga luka bakar yang diduga disulut api rokok. Kasus ini telah dilaporkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar. "Indikasi kekerasan ada. Tapi kami tidak boleh bekerja melampaui kewenangan polisi," ucapnya.

Sementara itu, Ketua RT setempat Nuraeni kejadian mengatakan bahwa warga sudah biasa melihat bocah-bocah itu disiksa orang tua angkat. Mereka juga acap kali ditinggal selama berhari-hari dengan kondisi rumah terkunci.

"Memang sering dipukul, biasa juga ditinggal di dalam dua sampai tiga hari. Pernah sekali anak perempuan kelihatan melambaikan tangan meminta makan dari lantai tiga. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa," singkatnya.

Korban dugaan penyekapan anak di Makassar kabur dengan cara mencungkil pintu menggunakan besi yang biasa dipakai ibu angkatnya memukul mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News