Perakit Bom Panci Buahbatu Pernah Ikut Kajian Radikal di Sebuah Masjid di Bandung

Perakit Bom Panci Buahbatu Pernah Ikut Kajian Radikal di Sebuah Masjid di Bandung
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto (dua kanan). Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Perakit bom panci yang meledak di kamarnya sendiri di Buahbatu, Bandung, Agus Wiguna pernah mendalami radikalisme lewat sebuah kajian di sebuah masjid di Bandung.

"Ada satu kegiatan di masjid yang di Bandung. Kelihatannya itu yang memicu dia untuk mendalami melalui gadget di akun-akun radikal," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kantornya, Selasa (11/7).

Setyo menjelaskan, dasar pemahaman itu, menjadi motivasi pelaku mendalami soal jihad dan radikalisme. Kemudian, pelaku mencari tahu sendiri di situs dan grup media sosial tentang radikalisme.

"Sekarang ini banyak sekali masyarakat, mohon maaf, yang masih terbatas (pengetahuannya). Dia masuk ke akun itu sehingga terpapar, terpengaruh, dan terkontaminasi bahan-bahan radikal dan memicu mereka menjadi leaderless jihad," kata Setyo.

Setyo menambahkan, hal ini yang membuat seseorang menjadi lonewolf yang tidak terkait dengan jaringan terorisme di Indonesia. Lonewolf, kata Setyo, sulit dideteksi pergerakannya dan target teror yang ingin diserang.

Di samping itu, kata Setyo, pihaknya juga sudah menemukan bukti bahwa Agus pernah dibaiat menjadi anggota ISIS. "Ada beberapa barang bukti yang menyatakan bahwa dia sudah dibaiat. Jadi dia mendukung ISIS dan dia menyatakan diri sebagai bagian dari JAD yang di Bandung," tambah Setyo.

Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi di kontrakan yang beralamat di Kubang Beureum, Buahbatu, Kota Bandung, Sabtu (8/7) pukul 15.30. Ledakan berasal dari bom panci.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, kamar kontrakan tersebut dihuni oleh pria berinisial AW (21). Pria yang sudah menghuni kontrakan selama empat bulan itu ternyata merakit bom panci di kamarnya.

Perakit bom panci yang meledak di kamarnya sendiri di Buahbatu, Bandung, Agus Wiguna pernah mendalami radikalisme lewat sebuah kajian di sebuah masjid

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News