Peran Silent Majority Dalam Kemenangan Jokowi

Peran Silent Majority Dalam Kemenangan Jokowi
Peran Silent Majority Dalam Kemenangan Jokowi

"Di WAG saya memang lebih banyak 01, tapi yang 02 juga gak mau kalah. Ada yang 'left grup' ada juga yang pilih gak berteman dulu selama pilpres. Hampir setiap hari sahut-sahutan, tapi saya lebih memilih memberitahu yang positif-positif saja dari hasil kerja dan program Pak Jokowi dan cuekin aja mereka 'ngomong' apa," katanya.

Peran Silent Majority Dalam Kemenangan Jokowi Photo: Gadiel, 19 tahun, pemilih pemula mengaku serangan dan militansi pendukung kubu 02 terhadap kubu 01 yang didukungnya sering menjengkelkan. (ABC: Iffah Nur Arifah)

Sementara bagi pemilih pemula seperti Gadiel diam dan menghindari perdebatan sebagai pilihan yang lebih baik.

"Di medsos memang seru saling serang, tapi kebanyakan pendukung Jokowi memang gak balas atau terpancing. Walau saya sebenarnya sebel. tapi tahan aja. Daripada dilawan mereka makin jadi, makin panas dan nanti dianggapnya kita (01,red) sama seperti mereka, jadi saya biarkan saja." kata milenial pemilih pemula itu.

"Makanya tahu hasil hitung cepat ini, rasanya seneng banget, akhirnya paslon jagoan saya menang," katanya.

Lain halnya dengan Anton Sitorus, 55 tahun yang memilih tidak terlalu terlibat dalam perdebatan seputar pilpres 2019 ini.

"Kalau gak begitu gak seru dong pemilu, memang harus ada sengit-sengitan antar pendukung. Tapi saya gak mau fanatik sekali sama hal 'begituan'. Hidup aja masih susah, ngapain buang waktu ngotot bela capres. Langsung pilih aja jagoan kita," ungkap pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengemudi taksi di Jakarta.

Ikuti berita-berita menarik lainnya dari situs ABC Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News