Perbankan Masih Sulit Tingkatkan Kualitas Kredit
jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah harus bekerja keras merealisasi anggaran belanja bila menargetkan pertumbuhan ekonomi bertahan di level lima persen pada akhir tahun.
Alasannya, pemotongan anggaran belanja pemerintah Rp 137 triliun terbukti melambatkan pertumbuhan ekonomi di angka 5,02 persen pada kuartal III lalu.
Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih menyatakan, pemangkasan anggaran tidak hanya menghambat ekonomi nasional, tetapi juga pertumbuhan ekonomi di daerah.
’’Biasanya pemerintah bisa menghabiskan Rp 100 triliun sebulan. Mungkin bisa lebih sedikit, Rp 150–300 triliun. Tapi kalau sampai Rp 700 triliun sih nggak bisa,’’ katanya kemarin (9/11).
Lana menilai, Indonesia cukup beruntung dengan capaian pertumbuhan ekonomi 5,02 persen pada kuartal III 2016.
Pada akhir tahun, ekonom Samuel Aset Manajemen itu menyarankan tidak mengandalkan konsumsi rumah tangga.
Sebab, efek momen liburan akhir tahun tidak sebesar liburan Lebaran pada pertengahan tahun lalu. Tingkat konsumsi rumah tangga akan naik meski tidak terlalu besar.
Di sisi lain, konsumsi lembaga nonprofit dari momentum pilkada juga tidak cukup menjadi booster.
JAKARTA – Pemerintah harus bekerja keras merealisasi anggaran belanja bila menargetkan pertumbuhan ekonomi bertahan di level lima persen pada
- Penuhi Kebutuhan Gula Masyarakat, PT SGN Segera Giling Tebu Petani
- PIS Sukses Tekan Emisi Karbon 25,4 Ribu Ton Setara CO2
- Pupuk Indonesia Bersama BUMN Brunei Darussalam Dukung Ketahanan Pangan Regional ASEAN
- Bea Cukai Tanjung Priok Layani Ratusan Importir dan Eksportir Berstatus Mitra Utama
- Rasio Kredit Berisiko LB Bank Turun di Bawah 35 Persen, Ini Penyebabnya
- Mudik Lebaran 2024, Tol Trans Sumatera Dilintasi 2,1 Juta Kendaraan